FALLUJAH —
Lujane yang berusia lima tahun adalah satu dari ratusan anak di Fallujah yang sejak tahun 2004 dilahirkan dengan cacat lahir yang parah. Ayahnya, Samir Abud Khalaf, mengatakan Lujane menderita beberapa kecacatan yang membuat para dokter Irak sulit merawatnya. “Dokter terkejut karena baru pertama kali melihat empat jenis cacat lahir pada satu anak. Lubang di punggung belakang, lubang di jantung, cacat otak, dan kelumpuhan.”
Sebuah laporan baru yang dipublikasikan oleh Buletin Toksikologi dan Pencemaran Lingkungan mendapati bahwa tingkat cacat lahir di Fallujah naik dari 2 persen tahun 2001 menjadi 50 persen tahun 2007.
Laporan itu menilai banyaknya peluru dan selongsong peluru yang digunakan oleh militer Amerika dalam pertempuran tahun 2004 di Fallujah mungkin bertanggungjawab atas peningkatan cacat yang mengkhawatirkan ini.
Dr. Ahmed Kamal Qasim, ahli genetika manusia di Baghdad, mengatakan peningkatan cacat lahir di Fallujah dan kota-kota lain di Irak berasal dari beragam faktor terkait perang, termasuk kurang gizi, dan juga polusi dari peluru dan selongsongnya. Menurut Dr. Qasim, “Cacat lahir secara genetik terbagi dalam dua jenis: tipe kromosom dan tipe genetika. Tipe kromosom meningkat drastis dibanding tipe cacat genetika karena adanya daerah-daerah yang terkena polusi, seperti yang saya tadi jelaskan. Tipe cacat genetika ini juga meningkat dalam beberapa hal seperti cacat kromosom, tetapi di beberapa daerah tertentu jumlahnya kecil. Kami curiga kecacatan ini terjadi umumnya karena jenis bahan kimia yang digunakan dalam senjata, khususnya misil.”
Laporan itu mendapati bahwa tingkat paparan timah hitam pada anak-anak yang cacat lahir, lima kali lebih tinggi dibanding anak-anak lainnya. Sementara tingkat merkuri enam kali lebih tinggi. Timah hitam dan merkuri merupakan racun syaraf yang menurut penelitian tersebut terdapat dalam amunisi yang digunakan militer Amerika.
Tetapi, para pejabat di Pentagon menyangkal bahwa amunisi militer Amerika mengandung merkuri atau air raksa. Mereka mengatakan tidak tahu tentang laporan-laporan resmi manapun yang menunjukkan peningkatan cacat lahir di Fallujah yang dinilai disebabkan oleh paparan bahan-bahan metal yang terdapat dalam amunisi militer Amerika.
Namun, Pentagon mengatakan pihaknya selalu mempertimbangkan dengan sangat serius keprihatinan atas kesehatan publik yang dikaitkan dengan aktivitas tempur Amerika.
Tetapi, dalam kasus Abdullah yang menderita cacat lahir yang serupa dengan Lujane, penyebabnya jelas, ujar Abu Abdullah, ayahnya. Ia menuturkan,“Saya tidak dapat melukiskan perasaan saya. Yang dapat saya katakan hanya saya akan menjual nyawa saya agar putra saya dapat berjalan. Pesan saya kepada tentara Amerika, ‘akankah Anda membiarkan hal ini terjadi pada anak-anak Anda?”
Laporan hasil penelitian toksikologi tersebut dengan hati-hati menyatakan bahwa lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui dengan pasti penyebab cacat lahir ini. (Sebastian Meyer)
Sebuah laporan baru yang dipublikasikan oleh Buletin Toksikologi dan Pencemaran Lingkungan mendapati bahwa tingkat cacat lahir di Fallujah naik dari 2 persen tahun 2001 menjadi 50 persen tahun 2007.
Laporan itu menilai banyaknya peluru dan selongsong peluru yang digunakan oleh militer Amerika dalam pertempuran tahun 2004 di Fallujah mungkin bertanggungjawab atas peningkatan cacat yang mengkhawatirkan ini.
Dr. Ahmed Kamal Qasim, ahli genetika manusia di Baghdad, mengatakan peningkatan cacat lahir di Fallujah dan kota-kota lain di Irak berasal dari beragam faktor terkait perang, termasuk kurang gizi, dan juga polusi dari peluru dan selongsongnya. Menurut Dr. Qasim, “Cacat lahir secara genetik terbagi dalam dua jenis: tipe kromosom dan tipe genetika. Tipe kromosom meningkat drastis dibanding tipe cacat genetika karena adanya daerah-daerah yang terkena polusi, seperti yang saya tadi jelaskan. Tipe cacat genetika ini juga meningkat dalam beberapa hal seperti cacat kromosom, tetapi di beberapa daerah tertentu jumlahnya kecil. Kami curiga kecacatan ini terjadi umumnya karena jenis bahan kimia yang digunakan dalam senjata, khususnya misil.”
Laporan itu mendapati bahwa tingkat paparan timah hitam pada anak-anak yang cacat lahir, lima kali lebih tinggi dibanding anak-anak lainnya. Sementara tingkat merkuri enam kali lebih tinggi. Timah hitam dan merkuri merupakan racun syaraf yang menurut penelitian tersebut terdapat dalam amunisi yang digunakan militer Amerika.
Tetapi, para pejabat di Pentagon menyangkal bahwa amunisi militer Amerika mengandung merkuri atau air raksa. Mereka mengatakan tidak tahu tentang laporan-laporan resmi manapun yang menunjukkan peningkatan cacat lahir di Fallujah yang dinilai disebabkan oleh paparan bahan-bahan metal yang terdapat dalam amunisi militer Amerika.
Namun, Pentagon mengatakan pihaknya selalu mempertimbangkan dengan sangat serius keprihatinan atas kesehatan publik yang dikaitkan dengan aktivitas tempur Amerika.
Tetapi, dalam kasus Abdullah yang menderita cacat lahir yang serupa dengan Lujane, penyebabnya jelas, ujar Abu Abdullah, ayahnya. Ia menuturkan,“Saya tidak dapat melukiskan perasaan saya. Yang dapat saya katakan hanya saya akan menjual nyawa saya agar putra saya dapat berjalan. Pesan saya kepada tentara Amerika, ‘akankah Anda membiarkan hal ini terjadi pada anak-anak Anda?”
Laporan hasil penelitian toksikologi tersebut dengan hati-hati menyatakan bahwa lebih banyak penelitian perlu dilakukan untuk mengetahui dengan pasti penyebab cacat lahir ini. (Sebastian Meyer)