Hari Rabu, pemerintah Tiongkok mengadakan konferensi pers di sela-sela pertemuan besar politik di Beijing untuk menekankan pandang dan argumen pemerintah bahwa kelompok-kelompok asing dan pemimpin spiritual Tibet yang tinggal di pengasingan, Dalai Lama, telah mendalangi kerusuhan itu.
Pejabat-pejabat Tiongkok mengadakan dua konferensi pers di sela-sela Kongres Rakyat Nasional tahunan mengenai situasi itu.
Sedikitnya 25 biksu dan biksuni serta orang lainnya telah membakar diri sejak bulan Maret lalu, dan gelombang protes itu belum menunjukan tanda-tanda akan mereda.
Hari Senin, biksu Dorjee yang berusia 18-tahun membakar diri dan berjalan dari jembatan ke gedung kantor pemerintah Tiongkok di daerah Aba, di propinsi Sechuan. Sebelum terlalap api, ia meneriakkan kata-kata menentang pemerintah Tiongkok. Dua orang lainnya membakar diri sejak Sabtu lalu.
Pemerintah Tiongkok tidak berbicara banyak mengenai hubungan kebijakan pemerintah di Tibet, dimana para aktivis mengatakan itu adalah pemicu utama aksi protes itu.
Hari Rabu, Wu Zegang, seorang etnis Tibet dan kepala daerah Aba - di mana sebagian besar aksi bunuh diri terjadi belakangan ini - menyalahkan gerakan separatis atas kerusuhan itu.
Wu mengatakan sebagian besar orang yang melakukan aksi bakar diri meneriakan kata-kata separatis seperti "Tibet Merdeka" atau bertujuan berpisah dari Tiongkok. Ia juga mengatakan kebanyakan dari orang yang bunuh diri memiliki catatan kriminal dan merupakan warga terbuang.
Meskipun sejumlah media asing berhasil mengirim video dari daerah Tibet yang menunjukkan ketatnya keamanan, wilayah ini sebagian besar dibatasi bagi wartawan, sehingga sulit untuk memverifikasi laporan bunuh diri itu atau untuk memahami mengapa mereka melakukannya.
Hari Rabu, media pemerintah Tiongkok mengkonfirmasi kematian Tsering Kyi akhir pekan lalu yang mengatakan keputusannya untuk membakar diri mungkin karena cedera kepala yang diduga diderita sewaktu sekolah. Para aktivis Tibet membantah pernyataan itu.
Stephanie Brigden, yang bekerja untuk sebuah LSM 'Free Tibet' yang berbasis di London mengatakan, pejabat lokal tiongkok mendapat tekanan berat untuk menjaga ketertiban menjelang suksesi politik Tiongkok yang diperkirakan berlangsung akhir tahun ini. Situasi di Tibet meningkatkan kekhawatiran domestik dan internasional.
"Pernyataan-pernyataan, termasuk pernyataan Wu Zegang itu, merupakan bagian dari propaganda Tiongkok untuk membelokkan kecaman internal maupun eksternal bahwa mereka kini menghadapi bertambahnya jumlah orang yang bunuh diri," ungkap Stephanie.
Pemerintah Tiongkok menggunakan konferensi pers hari Rabu untuk menyoroti dana dan upaya yang telah diberikan demi pembangunan Tibet dan untuk memberi jaminan kepada wartawan bahwa sebagian besar dari wilayah itu stabil. Namun para analis dan aktivis Tibet mengingatkan bahwa situasinya dengan cepat bisa lepas kendali.