Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan proses evakuasi jenazah penumpang helikopter MI-17 dimulai pada pukul 06.00 WIT dengan menerbangkan dua unit helikopter Pusat Penerbangan Angkatan Darat dan satu unit helikopter milik PT Intan Angkasa.
Proses evakuasi dua belas jenazah tersebut memakan waktu selama lebih kurang empat jam.
"Kami telah evakuasi dari titik lokasi jatuhnya helikopter MI-17. Pada proses pertama kami berhasil mengevakuasi empat jenazah. Kemudian sesi kedua delapan jenazah kami evakuasi ke Oksibil," kata Dax kepada VOA, Sabtu (15/2/2020).
Kemudian, imbuh Dax, seluruh jenazah penumpang helikopter MI-17 yang berhasil dievakuasi diterbangkan langsung menuju ke Jayapura dari Bandara Oksibil pada pukul 10.30.
Lanjutnya, pada saat mengevakuasi jenazah penumpang helikopter MI-17, tim evakuasi tidak menemukan barang-barang pribadi milik penumpang. Barang-barang yang hilang termasuk senjata milik personel TNI yang turut menjadi korban dalam jatuhnya helikopter MI-17 tersebut.
"Tidak ada ditemukan senjata," ujar Dax.
Menurut keterangan Dax, senjata milik personel TNI yang menjadi korban dalam kecelakaan nahas itu disimpan oleh masyarakat yang bermukim dekat dengan lokasi jatuhnya helikopter MI-17.
"Pangdam XVII/Cenderawasih telah berkoordinasi dengan bupati dan tokoh masyarakat agar mereka melakukan pendekatan kemanuasiaan kepada warga agar dikembalikan ke kami," jelas Dax.
Seperti diketahui helikopter MI-17 No Reg HA 5138 dinyatakan hilang sejak 28 Juni 2019. Helikopter tersebut dinyatakan hilang kontak ketika terbang dari Oksibil menuju Jayapura sesaat setelah melaksanakan mengirimkan logistik bagi pos TNI yang berada di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Helikopter MI-17 mengangkut tujuh orang kru dan lima orang prajurit Satgas Yonif 725/Woroagi. Dari pengamatan udara terhadap puing-puing, kuat dugaan bahwa helikopter tersebut menabrak dinding tebing saat cuaca berkabut tebal. [aa/em]