Politisi oposisi Rusia, Alexey Navalny, kembali menyerukan protes atas invasi Rusia ke Ukraina. Ia mengatakan respons rakyat Rusia atas perang itu "akan sangat menentukan posisi Rusia dalam sejarah abad ke-21."
Navalny adalah kritikus Kremlin yang kini menjalani hukuman 2 1/2 tahun penjara atas apa yang oleh pendukungnya dan analis hukum Barat disebut sebagai tuduhan penipuan yang dibuat-buat. Ia menulis di Twitter pada 8 Maret bahwa kemarahan atas perang itu sedang menumpuk di dalam Rusia dan "momentum antiperang akan terus tumbuh dalam masyarakat. Jadi, protes antiperang tidak boleh diredam dalam keadaan apa pun."
Pekan lalu, Navalny menyerukan demonstrasi harian menentang perang, mendesakkan protes setiap hari di berbagai kota. Sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, sudah lebih dari 13.500 orang ditahan polisi karena memprotes perang, menurut OVD-Info, organisasi nirlaba yang memantau penangkapan polisi secara nasional. Navalny mengatakan rangkaian survei, empat jajak pendapat online yang masing-masing terdiri dari 700 peserta dari Moskow yang dilakukan oleh para pembantu dan rekan-rekannya, menunjukkan "pergeseran cepat" dalam evaluasi peran Rusia dalam perang itu.
Meski mengakui survei itu terbatas, pengacara usia 45 tahun itu mengatakan tetap jelas bahwa "perlu beberapa hari perang untuk membawa perubahan suasana hati yang radikal di kalangan orang Rusia." "Orang-orang pada umumnya bersedia mengubah sikap, tetapi hanya jika kita melibatkan mereka dalam dialog dan memberi mereka informasi yang benar tentang perang ini," kata Navalny.
"Tidak diragukan, Kremlin juga dapat melihat dinamika ini, sehingga gelisah dan berusaha keras untuk mengakhiri kampanye perang sesegera mungkin," tambah Navalny. [ka/ab]