Presiden AS Donald Trump hari Minggu (8/10) secara tegas mengatakan guna mencapai kesepakatan dengan Partai Demokrat untuk membolehkan mereka yang dijuluki “(Dreamers)” atau Mereka Yang Bermimpi untuk tetap tinggal di negara ini, dia akan bersikeras merombak sistem “kartu hijau” Amerika, dengan menambah 10.000 lagi petugas imigrasi dan membangun tembok di sepanjang perbatasan wilayah selatan Amerika.
Bulan lalu Trump mengumumkan rencana untuk mengakhiri program DACA, sebuah kebijakan era-Obama yang melindungi ratusan ribu kalangan muda yang masuk secara illegal ke Amerika semasa kecil untuk tidak dideportasi.
Trump mengumumkan daftar keinginan pemerintahannya dalam kebijakan imigrasi melalui sepucuk surat yang ditujukan kepada Pimpinan Kongres Amerika hari Minggu. Kebijakan itu termasuk membatasi “kartu hijau” berdasarkan keluarga untuk suami atau isteri saja dan anak-anak kecil yang orang tuanya warga Amerika, menciptakan sistem berbasis kemampuan untuk menyeleksi siapa yang berhak masuk ke AS dan memangkas penerimaan pengungsi.
Trump mengatakan kebijakan itu akan “meningkatkan keberhasilan di bidang keuangan dan pembauran yang harmonis bagi pendatang baru sekaligus melindungi upah para pekerja AS.
Dia juga ingin memperluas daftar kejahatan yang membuat seseorang tidak berhak masuk ke Amerika yang mencakup keanggotaan geng, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, dan didapati bersalah mengemudi dalam keadaan mabuk. Pelanggaran-pelanggaran serupa akan membuat lebih banyak orang layak untuk dideportasi.
Di bawah sistem yang diinginkan Trump, para majikan di seluruh pelosok Amerika akan diharuskan menggunakan sistem verifikasi elektronik dalam pemeriksaan status imigrasi seseorang sebelum menerimnya sebagai pegawai. Dia juga ingin mengharuskan departemen kepolisian setempat untuk bekerjasama dengan badan penegak-hukum imigrasi tingkat federal dengan menahan hibah dana hibah pemerintah federal dari kota-kota besar dan kecil yang tidak mau bekerja-sama.
Trump mengatakan semua perubahan itu akan ditujukan bagi “celah-celah berbahaya, undang-undang yang ketinggalan zaman, dan kerentanan yang mudah dimanfaatkan dalam sistem imigrasi kita – kebijakan terkini yang merugikan negara kita dan komunitas kita.” Tapi Pimpinan faksi Demokrat d mentah-mentah menentang banyak di antara tuntutan dalam daftar keingina Trump itu.
Dalam sebuah pernyataan bersama, ketua faksi Demokrat Nancy Pelosi di Dewan Perwakilan dan ketua faksi Demokrat di Senat Demokrat Chuck Schumer mengatakan daftar itu “terlalui jauh melampaui akal sehat.”
“Pemerintahan ini tidak mungkin serius tentang kompromi atau membantu para “Dreamers” itu jika memulai usulnya dengan sebuah daftar penghinaan bagi para “Dreamers”, bagi komunitas imigran dan masyarakat Amerika pada umumnya,” tulis mereka. “Jika Presiden memang serius melindungi para Dreamers, staf-nya tidak membuat upaya beritikad baik unntuk melakukannya.”
Jaksa Agung Jeff Session, dalam pernyataannya sendiri, mendukung rencana Trump.
“Ini merupakan proposal yang masuk akal,” ujarnya. “Rencana ini akan berhasil. Jika dilaksanakan sebagaimana mestinya, rencana itu akan menghasilkan suatu sistem imigrasi dengan integritas dan sesuatu yang bisa kita banggakan,” tambahnya.
Trump sudah memberi waktu enam bulan bagi Kongres untuk mengajukan rancangan undang-undang bagi perlindungan bagi hampir 800.000 Dreamers untuk tidak dideportasi. [mg/is]