Kantor berita Reuters melaporkan Presiden Amerika Serika (AS) Donald Trump diam-diam membahas dengan para penasihat tentang kemungkinan mencopot Menteri Pertahanan Mark Esper setelah pemilihan presiden yang digelar pada November.
Menurut sumber yang mengetahui diskusi internal itu, Rabu (12/8), pembahasan itu dilakukan menyusul semakin banyaknya perbedaan di antara mereka.
Sumber yang tidak ingin diungkap namanya itu mengatakan hubungan Trump dan Esper "sedang tidak baik", tetapi Trump tidak berniat mengganti Esper hingga Pilpres pada 3 November mendatang.
Esper, mantan sekretaris Angkatan Darat, dihormati oleh Partai Republik dan Demokrat karena bisa diandalkan di Pentagon selama pemerintahan Trump yang kerap tak menentu. Trump sering kali menarik militer ke dalam masalah politik domestik yang sedang hangat, termasuk masalah tembok perbatasan dengan Meksiko.
Namun Trump merasa terganggu dengan sikap Esper yang menentang pemberlakuan Insurection Act atau undang-undang pengerahan pasukan keamanan untuk meredam kerusuhan pada Juni. Kerusuhan itu dipicu oleh kematian pria Afrika-Amerika George Floyd saat proses penangkapan oleh polisi di Minneapolis.
Esper juga tampaknya secara terbuka tidak sejalan dengan Trump ketika ia mengeluarkan larangan atas pengibaran Konfederasi di instalasi militer. Padahal pada saat yang sama, Trump sedang menggaungkan hak kebebasan berbicara untuk membela warga Amerika yang mengibarkan bendera Konfederasi.
Bendera Konfederasi dikibarkan oleh negara bagian Selatan yang memisahkan diri dengan tetap menerapkan perbudakan. Namun akhirnya kalah dalam Perang Saudara AS pada 1861-1865. Pengibaran bendera Konfederasi dianggap bisa menyinggung banyak orang Amerika, yang menganggap bendera itu sebagai simbol supremasi kulit putih. [ah/ft]