Presiden AS Donald Trump mengatakan telah memberi "restu" pada usulan perjanjian yang akan memungkinkan aplikasi populer TikTok bermitra dengan Oracle dan Walmart untuk menjadi sebuah perusahaan AS.
Trump telah menarget perusaan milik China itu karena kekhawatiran akan keamanan nasional dan privasi data.
Pengumuman itu muncul hanya sehari setelah Departemen Perdagangan AS mengumumkan pembatasan yang apabila diberlakukan, akan mencegah fans TikTok menggunakan aplikasi itu.
Trump mengatakan. Sabtu (19/9), apabila perjanjian itu disepakati, maka akan menciptakan sebuah perusahaan baru yang kemungkinan akan berbasis di Texas.
"Saya telah merestui perjanjian itu," katanya. "Apabila disepakati, bagus. Kalau tidak, tidak apa-apa."
Trump mengatakan perusahaan baru itu akan mempekerjakan sedikitnya 25 ribu orang dan memberikan kontribusi$ 5 miliar (Rp 74,25 triliun) pada dana pendidikan bagi warga AS.
"Itu kontribusi yang saya minta," katanya.
TikTok mengatakan, "Kami senang karena proposal TikTok, Oracle dan Walmart akan mengatasi kekhawatiran akan keamanan dari pemerintah AS dan menuntaskan pertanyaan terkait masa depan TikTok di AS," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Perjanjian itu akan menjadikan Oracle bertanggungjawab untuk menangani semua data pengguna TikTok di AS dan mengamankan sistem komputer untuk menjamin agar keamanan nasional AS terjaga.
Trump mendesak agar operasi TikTok di AS dijual ke perusahaan AS atau tutup. Dia juga menargetkan WeChat, yang juga milik perusahaan China. Sengketa terkait kedua aplikasi itu merupakan isu terbaru dalam meningkatnya ketegangan antara kedua ekonomi terbesar di dunia itu.
Sengketa mengenai kedua aplikasi itu adalah yang terbaru dalam meningkatnya ketegangan antara kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.
[vm/ft]