Presiden AS Donald Trump mendesak Suriah, Rusia dan Iran agar berhenti "mengebom Provinsi Idlib di Suriah."
Trump mencuit Minggu (2/6) malam bahwa pengeboman itu "menewaskan banyak warga sipil tak bersalah. Dunia menyaksikan pembantaian ini. Apa tujuannya? Apa yang kalian dapatkan? STOP!"
Idlib terletak di Suriah barat laut dan berbatasan dengan Turki. Itu adalah wilayah besar terakhir di Suriah yang masih dikuasai para pemberontak yang ingin menumbangkan Presiden Bashar al-Assad.
Para pemberontak dan keluarga mereka yang menyerah di sejumlah bagian lain di Suriah di bawah ancaman ofensif penuh pertumpahan darah telah lari menyelamatkan diri ke Idlib.
Para pemberontak, yang masih menguasai provinsi itu, sejauh ini menolak menyerah. Pasukan Suriah dan Rusia dan, seperti kata Trump, "sedikit banyak" Iran, telah meningkatkan serangan bombardir dan roket terhadap Idlib.
PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan serangan besar-besaran terhadap Idlib bisa menimbulkan pertumpahan darah dan krisis pengungsi luar biasa.
Pemantau HAM Suriah mengatakan pekan lalu bahwa kekerasan terbaru terhadap Idlib telah menewaskan sekitar 950 orang.
Di tempat lain di Suriah, sebuah ledakan bom mobil di kota Azaz yang dikuasai pemberontak pro-Turki di Suriah menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai lebih dari 20 orang hari Minggu, kata Pemantau HAM Suriah.
Para saksi mata mengatakan kepada Pemantau itu bahwa bom tersebut meledak ketika orang-orang sedang meninggalkan masjid selepas sholat dan buka puasa.
Belum ada pihak yang mengklaim tanggung jawab atas ledakan itu, yang juga membakar atau memecahkan jendela-jendela belasan toko di dekatnya.
Kawasan itu pernah menjadi sasaran sejumlah pemboman teroris belum lama ini.
Azaz adalah kota utama di bagian Aleppo yang dikuasai para pemberontak pro-Turki, yang mengusir para militan ISIS sambil mencegah pasukan Kurdi masuk. [vm]