Presiden AS Donald Trump, Rabu (1/4), menolak memberlakukan perintah tinggal di rumah dalam skala nasional, namun mengatakan mungkin akan memerintahkan perusahaan-perusahaan penerbangan untuk menghentikan layanan antarpusat penyebaran virus corona.
Dalam konperensi pers di Gedung Puth, Rabu (1/4), Trump mengakui bahwa itu keputusan yang sulit. “Kami mempertimbangkan itu. Namun jika kita melakukannya, kita menekan industri yang benar-benar sedang dalam kesulitan,” katanya.
Pada konferensi pers itu, Trump juga mengatakan, “Kita tidak boleh menyerah pada rasa takut.”
Pemerintah AS memproyeksikan, sekalipun bila pedoman social distancing benar-benar dipatuhi dalam beberapa pekan ke depan, hingga seperempat juta orang di AS kemungkinan bisa meninggal akibat COVID-19.
Sementara itu, Gubernur New York, Andrew Cuomo, mengatakan, 391 orang telah meninggal akibat virus tersebut di negara bagian itu. Ia mengungkapkan, Yayasan Gates memproyeksikan, kematian total akibat virus itu di New York bisa mencapai 16.000, sementara untuk skala nasional bisa hingga 93.000.
Cuomo mengungkapkan rasa frustrasinya karena sejumlah orang di kota New York masih mengabaikan pedoman social distancing dan ia ingin menutup tempat-tempat rekreasi di kota itu, seperti taman-taman.
Ia mengatakan, “Apalagi yang ingin kalian ketahui? Apalagi yang ingin kalian dengar? Siapa lagi yang harus mati untuk membuat kalian sadar bahwa kalian memiliki tanggung jawab dalam hal ini?.”
Florida, yang berpenduduk sekitar 21 juta jiwa, termasuk salah satu negara bagian yang baru-baru ini memberlakukan perintah tinggal di rumah hingga akhir April. Pennsylvania, Nevada dan Missisippi juga mengeluarkan perintah yang sama, Rabu (1/4). [ab/uh]