Tautan-tautan Akses

Trump Sama Sekali Tak Khawatir Cuitannya akan Buat Iran Marah


Presiden AS, Donald Trump
Presiden AS, Donald Trump

Presiden Trump mengatakan ia “sama sekali tidak khawatir” bahwa cuitannya hari Minggu (22/7) malam akan membuat Iran marah.

Trump mengatakan hal itu menjawab pertanyaan wartawan di halaman Gedung Putih hari Senin (23/7) sore. Ia ditanya tentang pesan tweetnya yang menggunakan huruf besar, di mana ia memperingatkan Presiden Iran Hassan Rouhani dengan keras “supaya jangan pernah mengancam Amerika,” kalau negara Islam itu tidak mau menderita konsekuensi “paling gawat” dalam sejarah.

Barbara Slavin, Direktur Future of Iran pada Dewan Atlantik mengatakan Trump tampaknya sedang berusaha mengalihkan perhatian karena ia sedang menghadapi banyak “kabar buruk.”

Reaksi Trump itu “agak berlebihan, tapi tidak mengherankan bagi saya,” kata Slavin.

Presiden Trump agaknya menjawab peringatan yang dikeluarkan presiden Rouhani sebelumnya, di mana pemimpin Iran itu mengatakan “jangan main-main dengan ekor singa, karena itu hanya akan menghasilkan penyesalan.”

“Amerika harus mengerti bahwa mengadakan perdamaian dengan Iran adalah perdamaian yang paling hebat, dan melancarkan perang terhadap Iran akan menjadi perang yang paling dahsyat,” kata Rouhani.

Baik Rouhani maupun Trump sedang menghadapi tekanan dalam negeri masing-masing karena kebijakan luar negeri mereka. Selain itu Rouhani juga menghadapi kemarahan rakyat karena keadaan ekonomi yang sulit.

Sebagian analis bertanya-tanya apakah kedua presiden itu menjalankan retorika garis keras hanya untuk mendapatkan dukungan di dalam negeri, atau apakah Trump sedang berusaha menjalankan usaha seperti yang dilakukannya dengan Korea Utara, dengan meningkatkan ketegangan lewat kata-kata keras untuk mendorong pertemuan di meja perundingan.

Pakar Iran Barbara Slavin mengatakan kepada VOA ia tidak melihat “kemungkinan yang realistis” bahwa Trump akan memulai konflik bersenjata, karena Amerika sebetulnya telah “menjalankan perang ekonomi melawan Iran, yang sangat merugikan rakyat Iran.”

Melihat bahwa Trump pernah mengatakan ia tidak ingin mengirim pasukan Amerika ke Timur Tengah, dan ia bahkan tidak mau mempertahankan pasukan di Syria,” Slavin mengatakan, tindakan militer Amerika terhadap Iran “tampaknya tidak akan terjadi.”

Kecuali Israel dan Arab Saudi, sebagian besar negara di dunia kemungkinan tidak akan mendukung serangan Amerika, karena mereka percaya bahwa Iran telah meredam program nuklirnya dan masih terus menaati perjanjian nuklir yang ditandatangani tahun 2015.

“Iran tidak punya sebuah-pun senjata nuklir,” kata Joshua Pollack, pakar senior pada Middlebury Institute of International Studies di California. [ii]

XS
SM
MD
LG