Presiden AS Donald Trump mengatakan "semua opsi dipertimbangkan " setelah peluncuran rudal Korea Utara terbaru.
Rudal tersebut, yang terbang tinggi di atas wilayah utara sekutu Amerika, Jepang, Selasa pagi waktu Asia, kemungkinan merupakan rudal balistik jarak menengah, menurut para pejabat Amerika.
Korea Utara "telah menghina negara-negara tetangganya, semua anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan mengabaikan standar minimum perilaku internasional," kata Presiden Trump dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.
"Semua opsi dipertimbangkan," demikian pernyataan presiden.
Ketika ditanya oleh VOA Selasa pagi, apa yang secara khusus dia rencanakan tentang Korea Utara, presiden Trump menjawab, "Kita lihat, kita tunggu," tanpa menjelaskan lebih jauh sebelum naik helikopter Marine One di lapangan selatan Gedung Putih.
Berbicara beberapa jam sebelum pertemuan darurat Dewan Keamanan, Duta Besar Amerika untuk PBB Nikki Haley mengatakan bahwa para diplomat "akan membicarakan tentang apa yang selanjutnya harus dilakukan terhadap Korea Utara."
Haley mengatakan, tidak dapat diterima bahwa Pyongyang "melanggar setiap resolusi Dewan Keamanan PBB, jadi saya berpendapat sesuatu yang serius harus terjadi."
Haley mengungkapkan harapannya "bahwa China dan Rusia terus bekerja sama dengan kami seperti yang mereka lakukan pada masa lalu sehubungan Korea Utara, tapi saya rasa kesabaran kami ada batasnya."
Trump berbicara lewat telepon dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe setelah peluncuran itu. Para pemimpin, menurut Gedung Putih, sependapat bahwa Korea Utara menimbulkan "ancaman serius " terhadap kedua negara.
Tanpa pemberitahuan sebelumnya, Korea Utara meluncurkan rudal dari sebuah lokasi dekat bandara internasional Pyongyang.
Pemerintah Jepang mengatakan bahwa rudal tersebut melintas tinggi di atas Hokkaido sekitar 10 menit setelah diluncurkan, pecah menjadi tiga bagian dan jatuh ke Samudera Pasifik, sebelah timur pulau Hokkaido, Jepang utara, demikian menurut pemerintah Jepang. [sp]