Presiden Amerika Donald Trump, Kamis (31/5) bertemu dengan keluarga dan penyintas insiden penembakan maut baru-baru ini di SMA Santa Fe di Texas.
Wartawan tidak diizinkan mengikuti pertemuan yang berlangsung di sebuah markas Garda Pantai di luar kota Houston, tetapi beberapa rincian mengenai pertemuan itu telah muncul.
Jared Black, 17 tahun, tewas dalam penembakan tersebut. Ibunya, Pamela Stanich, menulis di Facebook bahwa Trump “menunjukkan ketulusan, kasih sayang dan perhatian untuk membuat sekolah-sekolah di seluruh penjuru negara ini lebih aman.”
Stanich menambahkan, “Ia meluangkan waktu untuk berbicara dengan para penyintas dan menanyakan apa yang terjadi dan apa yang akan membuat perbedaan. Perubahan akan datang untuk kebaikan. Terima kasih, Mr. Trump.”
Rhonda Hart kehilangan puterinya yang berusia 14 tahun, Kimberly Vaughan, dalam insiden itu. Ia mengatakan kepada Associated Press bahwa ia menyarankan kepada Trump agar para veteran bekerja sebagai penjaga di sekolah-sekolah. Hart mengatakan tanggapan Trump adalah, “Dan mempersenjatai mereka?.” Ia menjawab, “Tidak,” tetapi mengatakan Trump “terus menyebut-nyebut” tentang mempersenjatai guru kelas. “Ini seperti berbicara kepada anak balita,” kata Hart.
Hart juga mengatakan kepada AP bahwa presiden menggunakan kata “aneh” untuk menyebutkan tentang pelaku penembakan dan mantel yang dikenakan pelaku. “Mungkin jika setiap orang memiliki akses ke layanan kesehatan jiwa, kita tidak perlu berada di situasi ini,” katanya kepada Trump.
Menteri Pendidikan Betsy DeVos, Kamis (31/5) mengumumkan distrik sekolah Santa Fe telah diberi hibah 1 juta dolar untuk digunakan bagi upaya-upaya pemulihan setelah penembakan itu.
Penembakan di SMA Santa Fe pada 18 Mei lalu menewaskan delapan siswa dan dua guru pengganti. [uh]
