Pasukan Turki menahan 11 tentara hari Senin yang dicurigai menyerang sebuah hotel dimana Presiden Recep Tayyip Erdogan menginap pada waktu usaha kudeta terjadi pertengahan Juli.
Penangkapan itu dilakukan dekat kota peristirahatan Marmaris, dan setelah penahanan pekan lalu beberapa tentara lain yang dituduh menyerang Erdogan. Presiden sedang berlibur di Marmaris tanggal 15 Juli ketika usaha menggulingkan pemerintahannya mulai dan telah mengatakan ia meninggalkan hotel itu tidak lama sebelum sekelompok tentara menyerang.
Penangkapan hari Senin adalah penindakan terbaru terhadap orang-orang yang dituduh terlibat dalam kudeta yang gagal itu.
Hari Minggu, pemerintah memecat hampir 1.400 personil militer, termasuk penasehat militer utama Erdogan, sementara presiden juga menempatkan angkatan bersenjata negara itu dibawah kekuasaan sipil.
Lebih dari 50 ribu orang sekarang telah kehilangan jabatan mereka di seluruh negara itu dan lebih 18 ribu orang telah ditahan sehubungan dengan usaha kudeta tersebut, yang dituduh pemerintah didalangi oleh ulama Muslim Fethullah Gulen.
Gulen adalah penentang Erdogan yang telah tinggal di Amerika Serikat selama hampir 20 tahun dan telah membantah hubungannya dengan kudeta tersebut. Turki telah menuntut agar Amerika Serikat mengekstradisi Gulen yang berusia 75 tahun itu dan mengirim dokumen mengenai tuduhan keterlibatannya dalam kudeta yang gagal itu kepada para pejabat Amerika Serikat.
Perwira tertinggi militer Amerika, Ketua Dewan Kepala Staff Angkatan Bersenjata Jenderal Joseph Dunford, akan berkunjung ke Turki hari Senin sebagai bagian peninjauan untuk menilai pertempuran melawan ISIS. Koalisi yang dipimpin Amerika yang melakukan serangan udara terhadap militan itu telah menggunakan pangkalan udara Incirlik di Turki selatan selama kira-kira setahun setelah mendapat persetujuan dari Erdogan. [gp]