Pesawat-pesawat tempur Turki disiagakan, Kamis (24/11), setelah Ankara menuduh pemerintah Suriah melangsungkan serangan udara terhadap pasukan Turki yang sedang beroperasi di Suriah Utara sehingga menewaskan tiga tentara dan melukai 10 lainnya.
Para diplomat Barat menyatakan prihatin terhadap serangan udara Rabu malam itu. Mereka mengatakan, serangan yang dilangsungkan oleh pesawat tempur angkatan udara Suriah L-39 Albatrositu bisa memicu bentrokan besar antara Suriah dan Turki.
Awalnya, kematian para tentara di dekat kota al-Bab, Aleppo timur laut, dituding akibat aksi kelompok ISIS. Namun, dalam sebuah pernyataan, Kamis, militer Turki mengatakan, pasukan Suriah yang menjatuhkan para korban itu. Mayat ketiga tentara yang tewas kini telah dialihkan ke Kilis, sebuah kota perbatasan di Turki.
Presiden Recep Tayyip Erdoğan dan PM Binali Yıldırım melangsungkan pembicaraan telepon darurat dengan Menteri Pertahanan Fikri Işık dan Kepala Staf Militer Jenderal Hulusi Akar sebelum memberlakukan perintah menahan diri terhadap media Turki, dengan melarang mereka menyiarkan laporan mengenai serangan tersebut.
Serangan udara itu menandai kali pertama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad menarget militer Turki sejak operasi Perisai Efrat dilancarkan 94 hari lalu. Operasi itu merupakan kerjasama militer Turki dengan milisi pemberontak Suriah yang ditujukan untuk memukul mundur ISIS dan kelompok milisi Kurdi YPG yang dikhawatirkan Ankara akan membangun sebuah negara independen di Suriah utara. [ab/uh]