Turki memperingatkan bahwa pasukannya di Suriah akan bergerak menyerang kota Manbij, yang kini dikuasai milisi Kurdi Suriah. Sementara itu, media Turki melaporkan, pemerintah Turki telah mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional bagi Salih Muslim, yang mengetuai Partai Uni Demokrat Suriah atau PYD. Pihak berwenang Turki mengaitkan Muslim dengan serangan bom bunuh diri di Ankara Februari lalu, yang dilaporkan dilakukan oleh satu kelompok sempalan Partai Buruh Kurdistan - PKK.
Dikeluarkannya surat perintah penangkapan internasional – juga disebut red notice - bisa menyulitkan Eropa, sekutu Turki, karena Muslim sering menjadi tamu pemerintah Eropa. PYD dan milisinya, YPG, dianggap sekutu Turki di Barat sebagai salah satu kekuatan paling efektif melawan kelompok ISIS. Namun, pemerintah Turki menuduh PYD dan YPG terkait PKK.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Selasa mengatakan, pasukan militer negara itu di Suriah akan meningkatkan operasi terhadap YPG. Itu bisa menimbulkan keprihatinan mendalam bagi Amerika, menurut Aydin Selcen, mantan diplomat senior Turki yang kini menjadi analis regional.
"Unsur yang paling efisien dalam memerangi ISIS adalah Kurdi. Tidak hanya Kurdi Irak, tetapi juga Kurdi Suriah," ujar Aydin.
Awal bulan ini, YPG melancarkan serangan untuk merebut Raqqa, ibukota de facto ISIS. Beberapa negara Barat mengerahkan pasukan khusus untuk membantu YPG, sedangkan Amerika membantu kelompok itu dengan serangan udara.
Dalam pertemuan NATO di Istanbul hari Senin, Erdogan mengecam bantuan sekutu-sekutunya bagi YPG, menuduh mereka mendukung terorisme. Erdogan juga mengatakan pekan ini pasukannya yang beroperasi di Suriah akan bergerak menyerang Manbij, yang dikuasai YPG awal tahun ini setelah mengusir pasukan ISIS dari kota penting dan strategis tersebut di Suriah. YPG memperingatkan mereka mungkin mengakhiri operasi di Raqqa jika pasukan Turki menyerang Manbij.
Pengamat mengatakan, politik dalam negeri mungkin mendasari kecaman terbaru Erdogan terhadap pasukan Kurdi Suriah. Retorika seperti itu sangat bisa diterima kaum nasionalis yang sedang didekati Erdogan guna mendapatkan dukungan atas upayanya mengubah Turki agar menganut sistem presidensial.
Tetapi dengan kunjungan panglima angkatan bersenjata Turki, Hulusi Akar, ke pasukan yang dikerahkan ke perbatasan Suriah, dan penambahan bala bantuan Turki ke Suriah, menurut pengamat, negara-negara Barat mungkin akan cemas melihat tindakan sekutu mereka, Turki, yang semakin tak terduga. [ka/ds]