Serangan udara Turki itu dilakukan sebelum kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Ash Carter hari Jumat (21/10) ke Ankara.
Militer Turki mengatakan angkatan udaranya melancarkan 26 serangan terhadap 18 sasaran, menewaskan sebanyak 200 pejuang YPG Kurdi Suriah. Kalau dikukuhkan, itu akan merupakan serangan paling mematikan terhadap YPG oleh pasukan Turki, meskipun YPG menyatakan hanya 10 pejuangnya yang tewas.
Di bidang militer YPG didukung oleh Amerika sebagai sekutu utama dalam perang melawan terorisme Negara Islam ISIS. Namun, Ankara menuduh YPG organisasi teroris terkait dengan PKK Kurdi Turki, yang memerangi negara Turki.
Kolumnis politik Turki Semih Idiz dari situs Al-Monitor mengatakan serangan udara itu membawa pesan yang kuat.
"Saya pikir itu suatu pesan untuk menunjukkan bahwa Turki akan melakukan apa yang harus dilakukan tidak peduli apapun perasaan orang lain termasuk Amerika. Washington tentu tidak akan terlalu senang melihat salah satu sekutu utamanya di lapangan dibom oleh Turki. Jadi itu akan menciptakan gelombang, dan mungkin itulah yang dituju," kata Idiz.
Menteri Pertahanan Amerika Ash Carter ditunggu di Ankara hari Jumat untuk melakukan pembicaraan. Dia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas Suriah dan serangan untuk merebut kembali Mosul dari Negara Islam ISIS.
Dalam pidato hari Rabu (19/10), Erdogan menekankan kebijakan luar negeri baru Turki yang lebih kuat.
“Mulai sekarang, Turki tidak akan menunggu timbul persoalan, tidak akan menunggu sampai pisau menusuk tubuh kami, tidak akan menunggu organisasi-organisasi teroris menyerang," tegas Erdogan.
Erdogan mengingatkan pasukan Turki yang masuk ke Suriah pada bulan Agustus untuk menyerang negara Islam ISIS akan semakin menyasar YPG. Turki menuduh YPG berusaha mendirikan negara merdeka, yang dikhawatirkan dapat mengobarkan tuntutan minoritas Kurdi-Turki untuk memisahkan diri dari Turki.
Serangan udara hari Kamis diduga untuk menghentikan kemajuan YPG merebut kota al-Bab, yang diduduki ISIS, yang juga menjadi sasaran pasukan Turki.
Selama kunjungannya di Ankara, Carter diduga berusaha menghindari konfrontasi penuh antara pasukan Turki dan pasukan Kurdi Suriah. [sp/al]