Twitter menyatakan sedang mempertimbangkan perubahan-perubahan untuk membuat layanannya lebih mudah digunakan, setelah laporan terbaru mengenai kinerjanya menunjukkan tidak ada pertumbuhan angka pengguna dan ada kerugian 90 juta dolar dialami perusahaan yang belum pernah mendapat laba itu.
Meskipun mendapat pengakuan luas oleh pengguna media sosial, Twitter menghadapi persaingan dari platform jejaring sosial yang lebih dulu ada, Facebook, dan platform yang lebih muda usianya seperti Snapchat dan Instagram.
Twitter mendapat keluhan karena layanannya lebih sulit digunakan dibandingkan dengan platform lainnya, yang memaksa pengguna menulis pesan paling banyak 140 huruf, dan untuk menggunakan simbol-simbol khusus untuk menjalankan fungsi-fungsi berbeda seperti SMS dan untuk me-retweet atau menyiarkan kembali kicauan.
Salah seorang pendiri Twitter, Jack Dorsey, berbicara kepada media, Rabu (10/2), menyusul laporan terbaru itu, yang menunjukkan basis pengguna tahunan Twitter, di luar mereka yang menerima kicauan sebagai SMS – merosot dari 307 juta pada tahun 2014 menjadi 305 juta pada tahun 2015. Namun, kerugian Twitter pada tahun 2015 sebanyak 90,2 juta dolar itu lebih sedikit daripada kerugian 125 juta dolar pada tahun sebelumnya.
Dorsey mengatakan kepada wartawan bahwa Twitter akan memperbarui layanannya dan ini akan mencakup pemunculan kicauan “terbaik” oleh pengguna di tempat teratas, sebagai alternatif dari pemunculan kicauan yang biasanya berdasarkan urutan waktu. Pengumuman itu menimbulkan sejumlah ketidakpuasan di kalangan pengguna Twitter yang kemudian membuat tagar (tanda pagar) #RIP Twitter. Tagar menunjukkan topik yang popular, dan RIP biasanya diucapkan mengenai seseorang yang meninggal.
Dorsey mengatakan prioritas Twitter untuk tahun ini adalah membuatnya mudah digunakan dan meningkatkan layanan siaran langsung video. Ia bahkan mengisyaratkan bahwa batas 140 huruf, yang menjadi cirinya, mungkin diubah. [uh]