Twitter meningkatkan perlawanan terhadap terorisme, dengan mengatakan telah membekukan 125.000 akun yang mengancam atau mempromosikan tindakan teroris, selama beberapa bulan terakhir ini. Sebagian besar orang yang berada di balik akun itu berafiliasi atau mendukung ISIS.
Kelompok jihad menggunakan layanan media sosial populer seperti Twitter dan Facebook untuk menyebarkan propaganda, menarik dan melatih calon. ISIS juga telah menggunakan Twitter untuk merayakan serangan teroris dan memuat tentang eksekusi.
Pengumuman hari Jumat (5/2) adalah pertama kalinya bagi Twitter berbagi rincian dari akun-akun yang telah dihapus.
Twitter mengatakan, telah memperbesar timnya yang mengkaji laporan aktivitas teror di jaringan. Perusahaan yang berkantor di San Francisco itu juga mengubah kebijakannya tahun lalu, dan menegaskan bahwa "mengancam atau mempromosikan terorisme” akan dianggap sebagai perilaku kejam dan melanggar ketentuan penggunaan akun Twitter.
Hingga sekarang, pornografi anak merupakan satu-satunya pelecehan yang secara otomatis mendapat peringatan untuk penggunanya di media sosial.
Gedung Putih hari Jumat mengatakan pengumuman Twitter itu "sangat disambut baik". [ps/jm]