Tautan-tautan Akses

UE Desakkan Gencatan Senjata Israel-Hizbullah


Tim penyelamat mencari korban di lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah gedung di Beirut, Lebanon, Selasa, 26 November 2024. (Hassan Ammar/AP)
Tim penyelamat mencari korban di lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah gedung di Beirut, Lebanon, Selasa, 26 November 2024. (Hassan Ammar/AP)

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta Israel agar menyetujui gencatan senjata dengan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon, Selasa, dengan mengatakan bahwa “tidak ada lagi alasan.”

Berbicara kepada wartawan menjelang pertemuan para menteri luar negeri G7 di Italia, Borrell mengatakan gencatan senjata “mutlak diperlukan” bagi warga sipil yang mengungsi akibat pertempuran intensif selama berbulan-bulan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Ia menyatakan harapan bahwa pemerintahan PM Israel Benjamin Netanyahu akan menyetujui proposal gencatan senjata “hari ini” tanpa berupaya menambahkan ketentuan lain yang dapat menunda atau menggagalkan suatu kesepakatan.

“Tidak ada lagi alasan. Tidak ada lagi permintaan tambahan. Hentikan pertempuran ini. Hentikan pembunuhan orang-orang, Dan mari kita mulai memikirkan perdamaian,” kata Borrell.

Para pejabat Amerika Serikat, Senin (24/11) menyatakan harapan bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah sudah dekat.

Berbicara kepada wartawan dalam konferensi pers, juru bicara keamanan nasional John Kirby menggambarkan pembicaraan baru-baru ini di Beirut yang dipimpin utusan Amerika Serikat Amos Hochstein sebagai “konstruktif,” dan menambahkan, “Kami percaya bahwa hal ini menuju ke arah yang sangat positif.”

Di New York pada hari Senin, duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan negosiasi ke arah gencatan senjata, yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah, milisi Syiah Lebanon yang didukung Iran, “bergerak maju” tetapi belum “dirampungkan.”

Tim penyelamat mencari korban di lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah gedung di Beirut, Lebanon, Selasa, 26 November 2024. (Hassan Ammar/AP)
Tim penyelamat mencari korban di lokasi serangan udara Israel yang menargetkan sebuah gedung di Beirut, Lebanon, Selasa, 26 November 2024. (Hassan Ammar/AP)

Ia menambahkan bahwa Israel akan mempertahankan kemampuannya untuk menyerang Lebanon selatan di bawah kesepakatan mana pun.

“Kami akan memastikan bahwa kami akan memiliki kemampuan untuk menetralisir ancaman yang tidak diatasi di Lebanon selatan. Saya berharap militer Lebanon akan mengurus hal tersebut kelak, tetapi jika mereka gagal, kami akan kembali berada di sana,” kata Danon.

Tidak ada kendala

Sementara itu, wakil ketua parlemen Lebanon Elias Bou Saab mengatakan tidak ada kendala besar untuk menerapkan kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat, yang mengharuskan penarikan mundur Israel dari Lebanon selatan dan pemindahan pasukan Lebanon dalam 60 hari.

Satu komite beranggotakan lima negara, yang dipimpin Amerika Serikat dan mencakup Prancis, akan mengawasi proses itu, kata Bou Saab.

Di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, para pejabat menolak mengomentari rincian dan persyaratan dalam proposal gencatan senjata tetapi mengakui bahwa “kemajuan signifikan” telah dicapai ke arah suatu kesepakatan.

“Kami tidak yakin kita telah mencapai kesepakatan. Kami percaya kita semakin dekat ke arah kesepakatan. Kami percaya kita telah mempersempit perbedaan pendapat secara signifikan. Tetapi masih ada langkah-langkah yang menurut kami perlu diambil,” kata juru bicara Matthew Miller dalam pengarahan hari Senin, tanpa merinci langkah-langkah tersebut.

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell meninggalkan pertemuan hari kedua menteri luar negeri G7 di Fiuggi, Italia, 26 November 2024. (Remo Casilli/9REUTERS)
Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell meninggalkan pertemuan hari kedua menteri luar negeri G7 di Fiuggi, Italia, 26 November 2024. (Remo Casilli/9REUTERS)

Hizbullah mulai menembaki Israel lebih dari setahun silam sebagai dukungan bagi militan Hamas, yang menyerang Israel pada Oktober 2023 dan kemudian berperang dengan Israel di Gaza setelah itu. Pertempuran itu telah menimbulkan krisis kemanusiaan, menelantarkan ratusan ribu orang.

Hari Senin, Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengumumkan tentang penyediaan bantuan darurat untuk lebih dari setengah juta orang di Lebanon sejak konflik dimulai. WFJP menyatakan berencana untuk menjangkau 1 juta orang dan terus bekerja tanpa lelah untuk mengirimkan bantuan penting kepada kelompok-kelompok masyarakat yang terdampak.

Militan Hamas membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang di Gaza sekarang ini. Israel mengatakan percaya Hamas masih menyandera 101 orang, termasuk 35 yang kata militer telah tewas.

Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.235 orang Palestina, menurut Kementerian Kesehatan wilayah itu, yang tidak membedakan warga sipil dan mereka yang bertempur dalam penghitungannya.

Hamas dan Hizbullah telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Barat lainnya. [uh/ab]

Forum

XS
SM
MD
LG