Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara itu hari Rabu (3/8) bersidang atas permintaan Jepang dan Amerika Serikat setelah Korea Utara meluncurkan dua misil pagi harinya yang mendarat di sekitar perairan yang dikuasai Jepang.
Duta Besar Jepang untuk PBB Koro Bessho mengatakan kepada wartawan bahwa ujicoba itu jelas merupakan masalah besar bagi keselamatan dan keamanan kawasan.
Stephane Dujarric, jurubicara Sekjen PBB Ban Ki-moon menyebut serangan mendadak di wilayah perairan Jepang itu sangat mengganggu. Ia mengatakan, Ban akan menegaskan dan mengulangi seruannya kepada Korea Utara untuk menghentikan aktivitas-aktivitas semacam itu yang sama sekali tidak kondusif untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
Pada Maret lalu, PBB memberlakukan sanksi-sanksi internasional baru yang keras terhadap Pyongyang karena negara itu melakukan ujicoba nuklirnya yang ke-empat dan meluncurkan roket jarak jauhnya. Hal tersebut merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan yang melarang Korea Utara membuat senjata nuklir dan misil balistik.
Duta Besar Korea Selatan untuk PBB Oh Joon menyatakan Korea Utara telah menanggapi sanksi-sanksi tersebut dengan melancarkan 13 tes misil balistik tahun ini, dan menembakkan 29 roket berbagai jenis.
Akan tetapi pertemuan Dewan Keamanan Rabu kemarin tidak menghasilkan konsensus mengenai sanksi-sanksi lebih jauh terhadap Korea Utara.
Duta Besar Amerika untuk PBB Samantha Power menyatakan keyakinannya bahwa Dewan Keamanan akan segera mengeluarkan kecaman terhadap Korea Utara. [uh/ab]