Seorang ulama anti-Amerika di Irak menghimbau para pengikutnya untuk menghentikan serangan-serangan mereka terhadap tentara Amerika karena ia tidak ingin Amerika memiliki alasan untuk tinggal di negara itu.
Ulama Syiah Muqtada al-Sadr mengatakan dalam pernyataan di situsnya Sabtu malam bahwa ia telah memerintahkan milisinya agar membiarkan tentara Amerika pergi secara damai. Namun, Sadr memperingatkan ia akan meningkatkan serangan terhadap tentara Amerika jika ada yang tetap tinggal setelah akhir tahun ini.
Kurang dari 50.000 tentara Amerika tetap berada di Irak, dan semuanya dijadwalkan keluar pada akhir tahun ini. Namun, para pemimpin politik Irak sedang bernegosiasi dengan Amerika untuk mempertahankan sejumlah personil militernya sebagai pelatih setelah tahun 2011.
Pejabat-pejabat Amerika dan Irak sebelumnya mengatakan pasukan Irak mampu mempertahankan keamanan dalam negeri tetapi perlu pelatihan menggunakan senjata berat untuk mempertahankan perbatasan darat, zona udara dan zona perairan negara itu.
Milisi tentara Mahdi pimpinan Sadr berjuang melawan tentara Amerika di Irak hingga tahun 2008 sebelum ia membubarkannya dan memusatkan perhatian pada proses politik Irak. Partai Sadrist adalah fraksi utama dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Nouri al-Maliki.