Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan, jumlah orang yang terpaksa mengungsi mencapai jumlah yang tidak pernah terjadi sebelumnya di Provinsi Idlib, Suriah Baratlaut. Menurut badan itu, hampir 700.000 orang terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka dalam 10 pekan terakhir untuk menghindari kekerasan yang meningkat antara pasukan Suriah yang didukung sekutu mereka dari Rusia dan kelompok-kelompok pemberontak.
Mereka yang terpaksa mengungsi, umumnya perempuan dan anak, bahkan sempat mengungsi beberapa kali sejak pasukan Suriah dan sekutunya dari Rusia melancarkan ofensif militer sembilan bulan lalu untuk merebut kembali Idlib, kubu pertahanan terakhir pemberontak di negara itu.
Jens Laerke, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan, ini merupakan pengungsian terbesar di negara itu itu sejak perang saudara di Suriah pecah hampir sembilan tahun lalu.
"Situasi pengungsian luar biasa buruk. Mereka sangat membutuhkan perlindungan, tempat penampungan, air, pangan, obat-obatan, pendidikan, dan kesehatan,” kata Laerke.
Badan-badan bantuan meningkatkan operasi-operasi kemanusiaan mereka. Sebuah operasi lintas perbatasan antara Turki dan Suriah saat ini sedang berlangsung. Pada bulan ini saja, PBB mengatakan lebih dari 230 truk yang mengangkut bantuan penyelamat hidup telah dikirim dari Turki ke kawasan baratlaut Suriah yang dilanda konflik. [ab/uh]