Uni Afrika umumnya membungkam tentang kematian pemimpin Libya Moammar Gaddadfi, yang pernah memimpin aliansi itu dan menjadi penyumbang terbesar.
Ketua Komisi Uni Afrika Jean Ping merilis pernyataan hari Jumat sekadar mengetahui kematian Gaddafi.
Ping lalu memusatkan perhatian pada keprihatinan Uni Afrika bagi rakyat Libya, aspirasi mereka dan perlunya rekonsiliasi nasional.
Ia menyatakan, aliansi itu bertekad bekerja dengan pemimpin baru Libya dan pemerintahan transisi inklusif yang akan membantu membentuk Libya baru dan demokratis.
Gaddafi, yang pernah memproklamirkan diri sebagai Raja dari segala Raja di Afrika, menjabat ketua Uni Afrika dua tahun lalu.
Mendiang punya pengaruh besar dalam aliansi beranggotakan 15 negara itu, menggunakan kekayaan minyak Libya yang besar sebagai pemodal utama aliansi tersebut.
Pengakuan Uni Afrika terhadap Dewan Transisi Nasional sebagai pemerintah sah Libya akhir bulan lalu, menuai kecaman internasional karena menunggu begitu lama untuk mengambil langkah tersebut. Sejumlah pemimpin di sub-Sahara Afrika menuding penundaan itu menunjukkan Uni Afrika tidak realistis.