Pemimpin transisi Libya menyatakan ia berharap pembicaraan untuk membentuk pemerintah sementara yang baru akan selesai dalam waktu sekitar dua pekan. Ketua Dewan Transisi Nasional (NTC) Mustafa Abdel Jalil menyatakan demikian di kota Benghazi, Libya Timur, hari Senin, sehari setelah ia menyatakan Libya bebas dari 42 tahun masa kekuasaan Moammar Gaddafi pada upacara yang dihadiri puluhan ribu orang.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan deklarasi formal pembebasan Libya adalah "titik bersejarah" setelah puluhan tahun dikuasai diktator. Dalam pernyataannya hari Minggu, Ban menekankan dukungan PBB terhadap upaya NTC membentuk pemerintah sementara yang baru dan menyelenggarakan pemilu.
Mustafa Abdel Jalil juga mengatakan NTC telah memerintahkan investigasi terhadap kematian Gaddafi setelah pemerintah Amerika, kelompok-kelompok HAM dan pihak lain menyerukan penyelidikan tersebut.
Para dokter melakukan otopsi terhadap jenazah Gaddafi di kota Misrata, hari Minggu, dan mengatakan ia tewas akibat luka tembak di kepala dan dada sewaktu berlangsung perebutan kota Sirte, pekan lalu. Rekaman video di telepon seluler menunjukkan para pejuang pemerintah sementara mengejek dan memukuli Gaddafi yang terluka, beberapa waktu sebelum ia meninggal.
Para pejabat Libya mengatakan mantan pemimpin itu ditembak sewaktu berlangsung baku tembak antara pendukungnya dan pasukan pemerintah sementara. Para pejuang di lokasi telah mengaku memukuli pemimpin tersingkir itu setelah ia ditangkap.
Jenazah Gaddafi masih dipamerkan kepada umum di ruang pendingin komersial di Misrata, hari Senin. Rincian mengenai pemakamannya belum diungkapkan.
Sementara itu, satu kelompok hak asasi meminta penguasa baru Libya agar menyelidiki kemungkinan eksekusi massal terhadap tersangka pendukung Gaddafi dalam pertempuran merebut Sirte.
Human Rights Watch menyatakan pihaknya menemukan jenazah 53 orang yang tampaknya dieksekusi di kawasan yang dikuasai para pejuang NTC, dan waktu kematian mereka diperkirakan sepekan sebelumnya.