Pejabat kesehatan Uni Eropa, Kamis (24/9) mendesak negara-negara anggota untuk "bertindak tegas" memberlakukan dan memanfaatkan langkah-langkah untuk menghentikan penyebaran virus corona. Para pejabat itu juga mengimbau agar dilakukan langkah-langkah mengatasi potensi lonjakan kasus seperti yang terjadi awal tahun ini yang mendorong penutupan wilayah secara luas.
“Kita berada pada momen yang menentukan. Semua negara anggota harus siap melakukan langkah-langkah pengendalian, segera dan pada waktu yang tepat, ketika ada tanda-tanda pertama potensi wabah baru,” kata Stella Kyriakides, komisaris kesehatan dan keamanan pangan Uni Eropa. Ia menambahkan, "Ini mungkin kesempatan terakhir kita untuk mencegah terulangnya apa yang terjadi musim semi lalu."
Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, lebih dari 3 juta kasus telah dilaporkan di seluruh Uni Eropa dan Inggris sejak awal pandemi dimulai.
Kyriakides mencatat beberapa negara Uni Eropa mengalami jumlah infeksi baru yang lebih tinggi daripada yang dialami pada bulan Maret ketika puncak wabah melanda wilayah tersebut, dengan mengatakan, “Sangat jelas krisis ini belum akan berlalu.”
Kementerian kesehatan Perancis, Kamis melaporkan jumlah orang yang dirawat di unit perawatan intensif karena virus corona untuk pertama kalinya sejak awal Juni melampaui 1.000.
Di Belanda, pejabat kesehatan, Kamis mengatakan jumlah infeksi baru naik menjadi 2.544, rekor tertinggi untuk satu hari.
Kementerian kesehatan Polandia juga melaporkan rekor kenaikan kasus setiap hari dan mengaitkan tren tersebut dengan orang yang melakukan lebih banyak kontak dengan orang lain setelah pembatasan dicabut.
Swedia, yang memilih untuk tidak memberlakukan banyak tindakan penutupkan wilayah yang lebih ketat untuk virus corona sebagaimana di tempat lain di Eropa, menurut Perdana Menteri Stefan Lofven menghadapi situasi mengkhawatirkan. [my/lt]