Tautan-tautan Akses

UNICEF Desak Akses Tidak Terbatas untuk Misi Kemanusiaan di Yaman 


Para siswa menerima buku di rumah guru mereka yang diubah menjadi kelas untuk mendapatkan pendidikamn gratis di Taiz, Yaman, 18 Oktober 2018. (Foto: dok).
Para siswa menerima buku di rumah guru mereka yang diubah menjadi kelas untuk mendapatkan pendidikamn gratis di Taiz, Yaman, 18 Oktober 2018. (Foto: dok).

Kepala UNICEF Untuk Timur Tengah, Geert Cappelaere mengatakan otorita setempat di Yaman menyulitkan tim kemanusiaan untuk mendistribusikan bantuan yang sangat dibutuhkan di Yaman dan mengingatkan bahwa upaya menghalang-halangi itu akan mempercepat terjadinya bencana kelaparan.

Dalam wawancara dengan Associated Press, Cappelaere juga mengatakan bahwa seruan Amerika untuk melakukan gencatan senjata merupakan hal penting guna menyudahi “perang brutal” di negara itu.

Dua hari terakhir ini Cappelaere datang ke Hodeida, sebuah kota di Laut Merah yang dikoyak perang, dan juga ke ibukota Sanaa; di tengah semakin intensifnya bentrokan dan serangan udara.

Ia mengatakan pasukan pemerintah Yaman dan otorita pemberontak Houthi-Syiah sama-sama tidak kooperatif sehingga UNICEF tidak dapat bekerja dengan cepat sebagaimana seharusnya.

Ditambahkannya, ia tidak bisa membawa pakar-pakar gizi terbaik ke Yaman karena penundaan pemberian visa dan sulitnya mendapatkan pasokan tepat pada waktunya karena masalah birokrasi.

Tiga perempat dari total penduduk Yaman yang berjumlah 29 juta orang kini mengalami kelangkaan pangan. Lebih dari 1,8 juta anak menderita malnutrisi, dimana 400.000 anak di bawah usia lima tahun bahkan mengalami malnutrisi sangat parah yang berpotensi meninggal jika tidak segera diintervensi. Setiap 10 menit seorang anak meninggal karena penyakit-penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.

‘’Ini bukan melebih-lebihkan,’’ ujar Cappelaere.

Sekitar 40 persen dari 400.000 anak itu tinggal di Hodeida dan sekitarnya. [em]

XS
SM
MD
LG