Diplomat-diplomat Barat yakin pasukan yang dipimpin Arab Saudi dan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman akan menyetujui permintaan Amerika agar menghentikan pertumpahan darah yang telah berlangsung empat tahun dalam 30 hari ini. Mereka berharap, semua faksi yang bertikai akan bertemu dan berbicara di Swedia bulan depan.
Imbauan Amerika hari Selasa mengenai gencatan senjata di Yaman, yang didukung Inggris dan Prancis, memicu harapan yang hati-hati bahwa mungkin kini ada terobosan bagi upaya internasional mengakhiri perang yang telah menyebabkan lebih dari 10 ribu orang tewas akibat pertempuran dan lebih dari 50 ribu orang meninggal akibat kelaparan.
Badan-badan PBB dan organisasi bantuan swasta memperkirakan 14 juta warga Yaman berada di ambang kelaparan dengan sekitar 130 anak meninggal setiap hari akibat kekurangan gizi.
Diplomat-diplomat Barat mengakui kemungkinan terobosan itu didorong kematian wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi yang bekerja untuk harian the Washington Post. Mereka mengatakan, kematian Khashoggi memberi mereka kesempatan lebih besar untuk mendorong lebih keras diakhirinya konflik itu.
Kepada BBC hari Rabu (31/10), Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan, kematian Khashoggi membantu Amerika dan menekan Arab Saudi. Menurutnya, terlalu dini untuk bersikap optimistis, tetapi "kini ada peluang."
Perang empat tahun di Yaman mengadu pemerintah yang diakui secara resmi yang didukung Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melawan etnis Houthi, kelompok Syiah, yang didukung Iran.
Imbauan Amerika untuk gencatan senjata disampaikan hanya sehari setelah koalisi militer pimpinan Arab Saudi mengatakan sedang menyiapkan serangan baru terhadap Hodeida "dalam beberapa hari" dan telah mengerahkan lebih dari 10 ribu tentara baru menuju kota itu untuk serangan baru tersebut.
Berbicara di Washington hari Selasa, Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis mengatakan 30 hari dari sekarang "kami ingin melihat semua pihak berada di sekitar meja perdamaian atas dasar gencatan senjata, penarikan dari perbatasan dan atas dasar penghentian serangan bom yang akan mengizinkan utusan khusus mengumpulkan mereka di Swedia dan mengakhiri perang ini. Kita telah terjebak dalam masalah ini cukup lama."
Diplomat-diplomat mengatakan mereka kini merasakan bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang selama ini membawahkan upaya militer Arab Saudi di Yaman, mungkin bersedia mengakhiri intervensi negaranya sebagai salah satu cara merehabilitasi diri pasca pembunuhan Khashoggi. (ka)