Marah dengan korban akibat kekerasan senjata yang tak henti-hentinya, puluhan ribu orang diperkirakan akan berkumpul akhir pekan ini di ibu kota Washington, DC dan di seluruh Amerika, menuntut agar Kongres meloloskan perubahan berarti pada undang-undang pengawasan senjata api.
Pawai unjuk rasa "March for Our Lives" kedua akan berlangsung hari Sabtu (11/6) di depan Monumen Washington. Ini adalah lanjutan pawai 2018 yang diselenggarakan oleh demonstran para pelajar, pasca penembakan massal di sebuah SMA di Parkland, Florida.
Kini dengan penembakan baru-baru ini di Uvalde, Texas, dan di Buffalo, New York, mengangkat masalah pengawasan senjata kembali menjadi perbincangan nasional. Penyelenggara acara akhir pekan ini mengatakan, waktu yang tepat untuk memperbarui keinginan mereka untuk perombakan UU nasional soal senjata api.
"Sekarang kami marah," kata Mariah Cooley, anggota dewan "March for Our Lives" dan mahasiswa tingkat akhir di Universitas Howard di Washington DC.
"Ini menjadi protes kami untuk menunjukkan bahwa kita sebagai orang Amerika, tidak akan berhenti dalam waktu dekat, sampai Kongres melakukan pekerjaan mereka. Dan jika tidak, kami tidak akan memilih mereka," tegasnya.
Sekitar 50.000 peserta diperkirakan akan hadir di kota Washington, DC yang diperkirakan hujan. Jumlah itu jauh lebih sedikit daripada unjuk rasa yang asli, yang diikuti lebih dari 200.000 orang memenuhi pusat kota Washington. Kali ini, penyelenggara berfokus mengadakan pawai-pawai kecil di sekitar 300 lokasi. [ps/pp]