Para pendukung Bank Export-Import Amerika yang terancam tutup menggunakan langkah parlemen yang tidak biasa untuk memaksa pemungutan suara untuk menghidupkan kembali lembaga itu hari Jumat (9/10). Pemimpin minoritas DPR, Nancy Pelosi, mengatakan ini menggunakan kerjasama yang tidak biasa dari kedua partai politik untuk mengatasi “tembok penghambat.”
Exim membantu perusahaan-perusahaan Amerika memperoleh pinjaman dan asuransi untuk membantu perusahaan mengekspor produk mereka ke luar negeri.
Sekelompok fraksi Republik konservatif melancarkan kampanye untuk menutup bank itu, yang mereka katakan “kapitalisme kroni” yang menguntungkan sebagian besar perusahaan multinasional yang sangat besar yang tidak membutuhkan bantuan dari pembayar pajak.
Para pendukung mengatakan klien bank Exim membayar bantuan yang mereka peroleh dari bank itu, yang menghasilkan laba bagi pemerintah. Mereka juga mengatakan mayoritas klien adalah perusahaan-perusahaan kecil yang tidak dapat mengekspor tanpa bantuan. Sebagian besar negara-negara perdagangan yang besar menjalankan lembaga serupa.
Pimpinan Komisi Jasa Keuangan DPR, Jeb Hensarling, adalah penentang kuat bank itu, dan ia menghambat rancangan untuk menghidupkan kembali bank itu dalam komisinya, yang menghambat pemungutan suara sidang penuh DPR mengenai hal itu.
Para pendukung menggunakan langkah parlemen yang sangat tidak biasa sehingga Pelosi menyebutnya “bersejarah” untuk memajukan rancangan itu keluar dari komisi dan seterusnya ke pemungutan suara sidang paripurna DPR tanggal 26 Oktober.
Karena mayoritas anggota DPR harus menyetujui petisi memajukan rancangan itu ke sidang lengkap DPR, rancangan tersebut akan disetujui dalam DPR, tetapi laporan suratkabar mengatakan Exim menghadapi masa depan yang tidak pasti dalam Senat, dimana pemimpin mayoritas Mitch McConnell menentangnya. [gp]
