Seorang uskup gereja Anglikan menghimbau kepada PBB agar menyelidiki apa yang ia katakan laporan yang layak dipercaya mengenai kejahatan serius yang dilakukan oleh pasukan Sudan di Kordofan Selatan.
Pendeta Andudu Adam Einail, yang baru-baru ini melarikan diri dari rumahnya di negara bagian Sudan itu, berbicara kepada wartawan di New York hari Jumat, menggambarkan “pembersihan etnik” yang sedang berlangsung di Kordofan selatan dimana ia mengatakan ada indikasi kuburan massal.
Ia mendesak Dewan Keamanan PBB agar menghentikan serangan udara yang memburuk yang menewaskan kaum sipil dan mendesak pemerintah Sudan agar mengizinkan badan-badan kemanusiaan untuk membawa pangan dan obat-obatan kepada penduduk yang membutuhkannya.
Kelompok-kelompok hak azasi manusia mengatakan sampai sebanyak 200 ribu orang penduduk Kordofan Selatan telah mengungsi oleh karena pertempuran sengit antara pasukan Sudan dan milisi Nuba setempat yang pecah awal Juni.
Kordofan Selatan, yang terpecah berdasarkan ras, terletak sepanjang perbatasan antara Sudan dan Sudan Selatan. Kordofan Selatan tetap menjadi sumber sengketa antara pemerintah yang didominasi Arab di Khartoum dan Nuba yang bersekutu dengan Tentara Pembebasan Rakyat Sudan dalam perang saudara Sudan yang sudah berlangsung puluhan tahun itu.