Utusan Khusus PBB untuk Sudan Selatan hari Kamis (25/8) memperingatkan bahwa negara itu menghadapi risiko konflik yang lebih besar jika isu-isu serius tidak diselesaikan sebelum pemilu yang dijadwalkan tahun depan.
“Terjadi bentrokan disana-sini dan situasi tidak aman meluas di seluruh pelosok negeri,” kata Nicholas Haysom, kepada Dewan Keamanan PBB. “Pembicaraan yang kami lakukan dengan pihak-pihak di Sudan Selatan, termasuk oposisi, menunjukkan bahwa kekalahan atau kemenangan di medan pertempuran terus menjadi dasar pengambilan keputusan pemerintah dan musuh-musuhnya.
Bulan Mei pemerintahan Presiden Salva Kiir menyatakan gencatan senjata sepihak dan pembebasan tahanan. Tetapi gencatan senjata tidak bertahan, dan operasi militer terus dilakukan di Nil Utara, dan situasi tetap tidak aman di Equatorias.
Kekerasan memperparah krisis kemanusiaan. Bagian-bagian negara itu menghadapi bahaya kelaparan, sementara jumlah pengungsi membengkak menjadi lebih dari 2 juta orang, separuhnya berada di Uganda. Dua juta orang lagi menjadi pengungsi di dalam negeri. [ds]