Utusan Khusus Palestina untuk PBB Riyad Mansour pada hari Minggu (8/10) menyerukan diakhirinya "pertumpahan darah" di wilayah itu, dengan mengatakan Israel perlu "mengubah arah" untuk mewujudkan perdamaian.
"Sayangnya, bagi sebagian media dan politisi, sejarah dimulai ketika warga Israel terbunuh. Rakyat kami telah mengalami tahun demi tahun yang mematikan. Kami datang ke Dewan Keamanan setiap bulan, memperingatkan akan konsekuensi dari kekebalan hukum Israel dan kelambanan internasional,” ujarnya.
Mansour menggarisbawahi bahwa, “Ini bukan waktu untuk membiarkan Israel melipatgandakan pilihan-pilihan buruknya. Ini adalah waktu untuk mengatakan kepada Israel bahwa mereka harus mengubah arah, bahwa ada jalan menuju perdamaian di mana tidak perlu ada orang Palestina maupun Israel yang terbunuh."
Pernyataan itu disampaikannya sehari setelah kelompok militan Hamas di Jalur Gaza melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Hingga laporan ini disampaikan, sedikitnya 1.000 orang dari kedua belah pihak tewas dan ribuan lainnya luka-luka.
Mansour ditunjuk oleh Otoritas Nasional Palestina, yang mempertahankan kontrol sipil di Tepi Barat, tetapi kehilangan kendali atas Jalur Gaza pada Hamas setelah pemilihan umum pada tahun 2006.
Mansour menilai “sudah saatnya untuk segera mengakhiri aksi kekerasan dan pertumpahan darah. Saatnya untuk mengakhiri blokade (Jalur Gaza) dan membuka cakrawala politik.”
Ia menambahkan, “Kami (Palestina) memilih jalur damai untuk mewujudkan hak-hak kami. Tetapi Israel tetap menggunakan kekuatan terhadap kehidupan dan hak-hak warga Palestina. Israel tidak dapat mengobarkan perang berskala penuh terhadap suatu bangsa, rakyatnya, tanahnya, tempat-tempat sucinya, dan sebagai gantinya mengharapkan perdamaian.” [em/jm]
Forum