Putaran pertama perundingan damai antara kelompok-kelompok Suriah yang berperang telah berakhir dengan sedikit kemajuan, tapi berhasil meletakkan dasar bagi perundingan yang akan diadakan bulan depan.
Utusan PBB Lakhdar Brahimi menyebut perundingan di Jenewa itu sebagai “suatu permulaan yang sederhana” yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Ia menjelaskan bahwa jurang pemisah antara kedua pihak masih lebar, tentang bagaimana mengakhiri pertempuran dan bagaimana mengirim bantuan kemanusiaan ke kawasan-kawasan yang terkepung.
Menurut Brahimi, perundingan berikutnya mungkin akan dimulai tanggal 10 Februari, apabila pemerintah Suriah setuju. Namun Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem mengatakan delegasinya tidak akan kembali ke perundingan sebelum mendapat masukan dari presiden Bashar al-Assad.
Kelompok-kelompok yang bersengketa itu sepakat menggunakan komunike tahun 2012 sebagai dasar perundingan damai, tapi pemerintah Suriah menolak tuntutan kelompok oposisi untuk membentuk badan pemerintahan sementara tanpa presiden Assad, dan berkeras bahwa pemerintah ingin membicarakan bagaimana untuk melawan aksi-aksi terroris. Menurut Walid al-Moallem, kurangnya kemajuan dalam perundingan itu disebabkan campur tangan Amerika.
Utusan PBB Lakhdar Brahimi menyebut perundingan di Jenewa itu sebagai “suatu permulaan yang sederhana” yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Ia menjelaskan bahwa jurang pemisah antara kedua pihak masih lebar, tentang bagaimana mengakhiri pertempuran dan bagaimana mengirim bantuan kemanusiaan ke kawasan-kawasan yang terkepung.
Menurut Brahimi, perundingan berikutnya mungkin akan dimulai tanggal 10 Februari, apabila pemerintah Suriah setuju. Namun Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem mengatakan delegasinya tidak akan kembali ke perundingan sebelum mendapat masukan dari presiden Bashar al-Assad.
Kelompok-kelompok yang bersengketa itu sepakat menggunakan komunike tahun 2012 sebagai dasar perundingan damai, tapi pemerintah Suriah menolak tuntutan kelompok oposisi untuk membentuk badan pemerintahan sementara tanpa presiden Assad, dan berkeras bahwa pemerintah ingin membicarakan bagaimana untuk melawan aksi-aksi terroris. Menurut Walid al-Moallem, kurangnya kemajuan dalam perundingan itu disebabkan campur tangan Amerika.