Duta besar baru Rusia untuk Vatikan, Senin (18/9) bertemu dengan Paus Fransiskus untuk kunjungan protokol, sementara muncul tanda-tanda bahwa utusan perdamaian Vatikan untuk Ukraina akan segera melakukan misi kedua ke Moskow.
Vatikan mengatakan Duta Besar Ivan Soltanovsky sedang menunjukkan surat kepercayaannya kepada Paus Fransiskus, yang menandakan dimulainya masa jabatannya secara resmi. Iring-iringan mobilnya terlihat meninggalkan kedutaan Rusia pada Senin pagi, menuju Vatikan, dan kembali sekitar dua jam kemudian.
Soltanovsky menggantikan Duta Besar Alexander Avdeev, yang ditemui Paus Fransiskus pada 25 Februari 2022 dalam kunjungan langsung Paus ke kedutaan itu sehari setelah pasukan Moskow menginvasi Ukraina.
Penunjukan penyerahan kredensial dilakukan setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa Moskow siap bertemu lagi dengan utusan perdamaian Paus Fransiskus untuk Ukraina, Kardinal Matteo Zuppi, tokoh berpengalaman dalam prakarsa perdamaian Gereja Katolik. “Vatikan melanjutkan upayanya. Utusan kepausan akan segera kembali (ke Rusia),” kata Lavrov pada 15 September pada diskusi meja bundar mengenai Ukraina.
Sejak Zuppi dilantik pada bulan Mei, ia telah mengunjungi Kyiv, Moskow, Washington dan Beijing. Awalnya mandatnya tampaknya terbatas pada upaya menyatukan kembali anak-anak Ukraina, yang dibawa ke Rusia setelah invasi Moskow, dengan keluarga mereka. Namun dalam pertemuannya pekan lalu di Beijing dengan Li Hui, perwakilan khusus China untuk urusan Eurasia, ekspor biji-bijian yang terhenti dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina juga ikut dibahas.
Sekembalinya ke Italia, Zuppi mengatakan pertemuan di Beijing merupakan pertukaran gagasan yang penting dan ia juga menyuarakan optimisme atas sambutan “positif” Lavrov untuk kunjungan kedua.
Dalam perjalanan pertamanya ke Moskow pada bulan Juni, Zuppi bertemu dengan Menteri Hak-Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova, dan penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin. Makhamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada akhir Maret untuk Lvova-Belova dan Putin, menuduh mereka menculik anak-anak dari Ukraina. Para pejabat Rusia membantah adanya adopsi paksa, dan mengatakan beberapa anak Ukraina berada di panti asuhan.
Sebagaimana ditayangkan stasiun televisi TG2000, Zuppi mengatakan pada konferensi para uskup Italia akhir pekan lalu bahwa keterbukaan Lavrov terhadap pertemuan kedua adalah “penting karena perdamaian dicapai melalui dialog. Ini tentu saja merupakan deklarasi positif dan sejalan dengan harapan Paus Fransiskus.”
Paus Fransiskus mengikuti tradisi netralitas Tahta Suci dalam konflik dengan mencoba menjaga jalur dialog terbuka dengan Ukraina dan Rusia. Sikapnya, dan kekagumannya pada masa lalu dan budaya kekaisaran Rusia, terkadang membuat marah Ukraina, terutama umat Katolik Yunani di negara tersebut. [ab/ka]
Forum