AstraZeneca pada Sabtu (6/2) mengumumkan bahwa data awal menunjukkan vaksinnya memberikan perlindungan terbatas terhadap penyakit ringan yang disebabkan varian virus dari Afrika Selatan itu.
Kelompok yang diuji coba itu kecil, sekitar 2.000 orang dan muda, dengan usia rata-rata 31. Tapi tidak ada satupun peserta studi yang dirawat inap atau meninggal, menurut The Financial Times of London, yang pertama kali melaporkan hasilnya.
“Kami yakin vaksin kami bisa melindungi dari penyakit parah,” kata juru bicara AstraZeneca. Dia menambahkan bahwa perusahaan itu belum bisa “memastikan dampaknya terhadap penyakit parah dan tingkat rawat inap, karena subyeknya kebanyakan orang dewasa muda dan sehat."
Perusahaan farmasi itu akan merilis hasil studinya Senin (8/2).
AstraZeneca telah mulai mengadaptasi vaksinnya untuk melawan varian Afrika Selatan itu, kata juru bicara tersebut. [vm/ah]