Nguyen Van Don, direktur umum pengekspor beras Viet Hung, mengatakan, sejauh ini Vietnam unggul berkat adanya jaminan harga tinggi bagi petani Thailand.
Ia mengatakan, hal itu karena adanya program penyimpanan dan pembelian beras guna mendukung petani Thailand. Karena itu, sekarang ini sangat sulit bersaing harga jual. Vietnam kini bersaing sangat ketat dengan India, Pakistan dan Burma, terutama India.
Buruknya panen padi di Tiongkok selatan juga membantu meningkatkan permintaan beras Vietnam sehingga Tiongkok, tahun ini, menjadi pembeli utama.
Van Don mengungkapkan, tahun ini perusahaannya banyak mengekspor beras ke Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir Tiongkok mengimpor sangat sedikit, umumnya lewat jalur tidak resmi. Tahun ini mereka mulai mengimpor melalui jalur resmi. Mereka membeli dalam jumlah sangat banyak dengan cepat. Tahun ini Vietnam mungkin mengekspor lebih dari dua juta ton ke Tiongkok. Itu berarti Tiongkok kini adalah pasar potensial.
Kualitas beras Vietnam lebih rendah dari beras Thailand dan biasanya tidak bersaing untuk pasar yang sama.
Tetapi, menurut pejabat-pejabat, penurunan ekspor Thailand masih mungkin menciptakan peluang.
Huynh Cong Minh, wakil kepala bagian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan provinsi Tien Giang, mengatakan, peluang Vietnam tidak besar, tetapi berjangka panjang guna membantu Vietnam selangkah demi selangkah mengubah struktur benih padinya, memperluas wilayah beras berkualitas tinggi guna memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor dalam beberapa tahun ke depan.
Pejabat-pejabat mengatakan, sekitar 45 persen wilayah provinsi Tien Giang ditanami padi berkualitas lebih tinggi, tetapi mereka berencana secara bertahap menambah wilayah itu dan menembus pasar baru.
Itu akan membantu banyak petani dan buruh tani Vietnam.
Petani Nguyen Ngoc Phan telah menanam padi berkualitas tinggi selama lima tahun terakhir. Menurutnya, beras jenis itu meningkatkan penghasilannya.
Ia mengatakan, hal itu karena adanya program penyimpanan dan pembelian beras guna mendukung petani Thailand. Karena itu, sekarang ini sangat sulit bersaing harga jual. Vietnam kini bersaing sangat ketat dengan India, Pakistan dan Burma, terutama India.
Buruknya panen padi di Tiongkok selatan juga membantu meningkatkan permintaan beras Vietnam sehingga Tiongkok, tahun ini, menjadi pembeli utama.
Van Don mengungkapkan, tahun ini perusahaannya banyak mengekspor beras ke Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir Tiongkok mengimpor sangat sedikit, umumnya lewat jalur tidak resmi. Tahun ini mereka mulai mengimpor melalui jalur resmi. Mereka membeli dalam jumlah sangat banyak dengan cepat. Tahun ini Vietnam mungkin mengekspor lebih dari dua juta ton ke Tiongkok. Itu berarti Tiongkok kini adalah pasar potensial.
Kualitas beras Vietnam lebih rendah dari beras Thailand dan biasanya tidak bersaing untuk pasar yang sama.
Tetapi, menurut pejabat-pejabat, penurunan ekspor Thailand masih mungkin menciptakan peluang.
Huynh Cong Minh, wakil kepala bagian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan provinsi Tien Giang, mengatakan, peluang Vietnam tidak besar, tetapi berjangka panjang guna membantu Vietnam selangkah demi selangkah mengubah struktur benih padinya, memperluas wilayah beras berkualitas tinggi guna memenuhi permintaan pasar domestik maupun ekspor dalam beberapa tahun ke depan.
Pejabat-pejabat mengatakan, sekitar 45 persen wilayah provinsi Tien Giang ditanami padi berkualitas lebih tinggi, tetapi mereka berencana secara bertahap menambah wilayah itu dan menembus pasar baru.
Itu akan membantu banyak petani dan buruh tani Vietnam.
Petani Nguyen Ngoc Phan telah menanam padi berkualitas tinggi selama lima tahun terakhir. Menurutnya, beras jenis itu meningkatkan penghasilannya.