Para pakar mengatakan, gelembung-gelembung magnetik itu bergerak cepat karena adanya interaksi antara lapangan magnetik matahari dan bahan-bahan antariksa yang terlempar keluar dari bintang-bintang lain dalam Galaksi Bima Sakti.
Kata para pakar, gelembung-gelembung itu tampak seperti sosis-sosis raksasa yang bergaris tengah 160 juta kilometer, seperti yang direkam oleh pesawat Voyager. Sosis raksasa ini terbentuk ketika apa yang disebut “angin matahari” berhembus sampai ke pinggiran sistem tata surya kita dan berbenturan dengan benda-benda antariksa yang dihamburkan oleh bintang-bintang lain.
Ahli bintang James Drake dari Universitas Maryland mengumpamakan gelembung-gelembung itu seperti air yang menyembur dari dalam bak mandi Jacuzzi. Ia mengatakan, “Seperti semburan air dalam bak Jacuzzi itu, gelembung-gelembung di pinggiran sistem tata surya kita itupun sangat aktif.”
Tapi pakar lain mengatakan, lapangan magnetik matahari sangat lemah pada pinggiran sistem tata surya kita dan gelembung-gelembung itu tidak mengganggu penerbangan pesawat antariksa Voyager ketika kedua pesawat itu memasuki lapisan terluar sistem tata surya yang disebut heliosfir pada tahun 2007 dan 2008.
Kedua pesawat itu diluncurkan tahun 1977 dan sekarang telah terbang lebih dari 14 milyar km dari bumi, atau menempuh jarak kira-kira 450 juta kilometer per tahun. Kata pejabat NASA, kedua pesawat Voyager itu adalah pesawat observasi buatan manusia yang berhasil terbang paling jauh, dan diperkirakan masih akan berfungsi lima tahun lagi. Ahli astronomi Merav Opher dari Universitas Boston mengatakan, para pakar sedang berusaha untuk mengetahui apa yang terdapat di luar kawasan yang disebut heliopause, perbatasan antara sistem tata surya kita dengan ruang antar-galaksi.
“Ini adalah daerah yang baru sama sekali, karena kita belum pernah mencapai heliopause. Masalahnya akan bertambah rumit, karena kita tahu tentang adanya gelembung-gelembung raksasa itu, dan kita ingin tahu apa yang terdapat dibalik kawasan itu,” ujar Merav.