Jajak pendapat menunjukkan Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic yang konservatif menang besar dalam pemilihan presiden hari Minggu, menegaskan kekuasaannya atas kehidupan politik di negara yang sedang mengupayakan hubungan lebih hangat dengan Barat sementara memperkuat hubungan dengan sekutu tradisional, Rusia.
Hasil jajak pendapat lembaga survei independen hari Minggu menunjukkan Vucic, usia 47 tahun, meraih sekitar 55 persen suara, menjamin kemenangannya langsung pada pemilu putaran pertama karena mendapat lebih dari 50 persen suara yang dibutuhkan. Saingan terdekatnya, kandidat oposisi Sasa Jankovic, meraih sedikit di atas 16 persen.
Vucic, berpendidikan pengacara, sejak tahun 2008 mendesakkan masuknya Serbia ke Uni Eropa, mengisyaratkan pergeseran dramatis dari sikapnya yang ultra-nasionalis pada tahun 1990-an sebagai anggota partai sayap kanan Radikal Serbia.
Ia bergabung dengan partai itu tahun 1993, menonjol berkat pidatonya yang berapi-api di mana ia membela tindakan pasukan etnis Serbia dan pimpinan mereka dalam perang Bosnia 1992-1995. Tetapi pada tahun 2008, ia mengejutkan analis dan pakar politik ketika keluar dari Partai Radikal dan ikut membentuk Partai Progresif yang kanan-tengah dan menganjurkan kerjasama dengan Barat.
Vucic diangkat menjadi wakil perdana menteri tahun 2012, menyusul kemenangan Partai Progresif dalam pemilu Serbia, dan menjadi perdana menteri dua tahun kemudian. [ka]