Yaman berpotensi untuk menghadapi 250.000 kasus kolera baru dalam periode enam bulan, disamping 50.000 kasus yang sudah dilaporkan, demikian pernyataan World Health Organization hari Jum’at.
“Kecepatan timbulnya kembali epidemi kolera ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Nevio Zagaria, kepala perwakilan WHO untuk Yaman, kepada para wartawan selama telepon konferensi hari Jum’at.
Ia menyatakan korban jiwa yang timbul akibat wabah ini telah mencapai 240 orang dan lebih dari 50.000 kasus telah dicatat dalam periode tiga minggu terakhir.
Dua tahun semenjak meletusnya peperangan antara pemberontak Houthi dan pasukan pemerintah yang bersekutu dengan koalisi militer Arab pimpinan Saudi, yang telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, Yaman telah mengumumkan keadaan darurat hari Minggu di ibukota negara itu, Sana’a, atas munculnya wabah penyakit tersebut.
Pertempuran telah berdampak pada fasilitas pengobatan di negara yang tercabik-cabik oleh perang, karena lebih dari setengah fasilitas milik Yaman, yang sekarang dioperasikan oleh para pemberontah Houthi, tidak lagi berfungsi.
PBB mengatakan 17 juta dari 26 juta penduduk Yaman menderita kekurangan pangan dan paling tidak ada tiga juta anak yang mengalami kekurangan gizi yang berada dalam kondisi “sangat membahayakan.”
Yaman, yang merupakan negara Arab termiskin, saat ini diklasifikasikan oleh the World Health Organization berada dalam kondisi darurat tingkat tiga, bersama dengan Suriah, Sudah Selatan, Nigeria, dan Irak. Ini adalah wabah kolera di negara itu yang muncul kembali dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Kolera sangat menular dan dapat ditularkan dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. [ww]