Sejumlah pejabat dan pakar Amerika Serikat (AS) memperingatkan dampak ekonomi penutupan sejumlah pabrik di China karena wabah virus korona terhadap AS dalam beberapa bulan ke depan. Virus baru itu kini dinamai COVID-19.
Sementara ini, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, Robert O'Brien, mengisyaratkan dampak ekonomi itu terbatas.
Berbicara dalam acara di Dewan Atlantik di Washington pekan ini, O’Brien mengatakan, "akan ada dampaknya terhadap pertumbuhan PDB Amerika.” Namun dia menambahkan, "kita lihat saja nanti."
Sektor medis Amerika juga diperkirakan akan terimbas wabah virus korona.
Dalam sidang Senat, Rabu (12/2/2020), tentang pandemi global, para pakar memperingatkan Amerika sangat bergantung pada alat-alat medis dan obat impor, dan akan segera merasakan pukulan akibat penghentian operasi pabrik di China.
Ada sekitar 400 pabrik obat di China, ujar Nikki Clowers, direktur pelaksana Tim Perawatan Kesehatan di Kantor Akuntabilitas Pemerintah Amerika. Ia mengatakan penutupan pabrik yang berkelanjutan akan mempengaruhi pasokan peralatan untuk menangani wabah virus korona dan obat untuk penyakit kronis lainnya.
Julie Gerberding, mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mengatakan sangat khawatir akan kemungkinan kekurangan antibiotik. Ia menjelaskan, banyak pasien virus korona mudah tertular penyakit lain akibat bakteri yang kebal obat. Namun, Gerberding menekankan, Amerika saat ini memiliki persediaan medis yang cukup.
CDC mengatakan, Rabu (12/2/2020), berencana menambah permintaan pasokan medis sebagai antisipasi virus korona "mewabah di Amerika." [ka/ii]