Wali Kota Medan Dzulmi Eldin terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui informasi yang diterima VOA dari juru bicara KPK, Febri Diansyah, OTT tersebut dilakukan sampai dini hari tadi, Rabu (16/10). Selain Eldin, KPK juga turut mengamankan enam orang lainnya.
"Dari OTT malam sampai dini hari tadi, total 7 orang diamankan, yaitu dari unsur kepala daerah, kepala dinas pekerjaan umum, protokoler, ajudan wali kota, dan swasta," kata Febri dalam pesan singkatnya.
Namun, KPK belum bisa merinci proyek apa yang membuat Eldin diciduk komisi antirasuah itu. Saat ini KPK masih mendalaminya.
"Uang yang diamankan lebih dari Rp 200 juta. Diduga praktik setoran dari dinas-dinas. Sudah berlangsung beberapa kali," sebut Febri.
Eldin telah diterbangkan ke Jakarta, dan hingga saat ini ia masih berstatus terperiksa. Sementara enam orang lainnya masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Medan.
"Dalam waktu maksimal 24 jam KPK akan tentukan status hukum perkara dan pihak yang diamankan," jelas Febri.
Banyak Walkot Medan Terlibat Korupsi, Warga Kesal
Sementara itu salah satu warga Kota Medan, Nina Ginting mengaku sangat menyesal dengan kabar terjaringnya Eldin dalam OTT yang dilakukan KPK. Kata Nina, ini menjadi preseden buruk untuk Kota Medan lantaran dua wali kota Medan sebelumnya juga pernah berurusan dengan kasus korupsi.
"Ini menjadi yang kesekian kali, malu rasanya jadi warga Medan karena sebelum Eldin ada juga Rahudman Harahap, dan Abdillah (ditangkap akibat kasus korupsi)," tuturnya.
Lanjut Nina, diharapkan ada sosok baru yang akan mengembalikan citra baik Kota Medan yang telah tercoreng. Diketahui pemilihan wali kota Medan akan dilakukan pada 2020 mendatang.
"Medan seakan kehilangan sosok yang bersih untuk dipilih dalam Pilkada. Ini menjadi warning untuk Pilkada 2020 bahwa mereka yang berminat harus benar-benar mengembalikan citra Medan yang saat ini sudah tercoreng," tandasnya. [aa/em]