Wakil Presiden Amerika Mike Pence mengatakan hari Senin (22/1), “satu kehormatan bagi saya berada di ibukota Israel, Yerusalem,” yang menonjolkan keputusan Amerika mengakui kota itu ketika ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Presiden Donald Trump beralih dari kebijakan puluhan tahun Amerika dengan mengatakan Yerusalem adalah ibukota Israel, yang memulai proses pemindahan kedutaan Amerika ke sana dari Tel Aviv.
“Dalam membuat pengumuman bersejarah tanggal 6 Desember, Presiden Trump melakukannya dengan keyakinan bahwa dengan mengakui Yerusalem ibukota Israel, ini akan menciptakan kesempatan untuk mendorong dengan jujur perundingan antara Israel dan Penguasa Palestina mengenai masalah yang dapat dibicarakan dan Presiden Trump benar-benar yakin dapat diselesaikan,” kata Pence dalam persinggahan terbaru perlawatan empat harinya di Timur Tengah.
Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada Trump dan Pence atas apa yang disebutnya “pernyataan bersejarah” dan menyatakan hubungan Amerika-Israel lebih kuat sekarang daripada kapanpun sebelumnya.
Di samping melakukan beberapa pembicaraan bilateral, Pence juga berpidato di hadapan Knesset, badan legislatif Israel.
Para pejabat tinggi Gedung Putih mengatakan wakil presiden akan membicarakan hubungan Amerika-Israel, cara-cara menghadapi pengaruh Iran di kawasan itu dan strategi mengenai konflik Suriah.
Dalam pidatonya di Knesset, para pejabat mengatakan Pence berencana mengatakan ada peluang bagi Israel dan Palestina untuk memulai pembicaraan dan melakukan pengorbanan yang diperlukan menuju persetujuan perdamaian yang sudah lama diusahakan. [gp]
