Wakil Presiden Suriah mengakui bahwa militer negaranya tidak dapat mengalahkan pasukan pemberontak yang hendak menggulingkan rezim itu, dan ia mengimbau penyelesaian dengan bernegosiasi guna menyelamatkan negara dari kehancuran.
Komentar terus terang yang jarang keluar dari Wakil Presiden Farouk al-Sharaa – pembantu dekat sejak lama bagi keluarga Presiden Bashar Assad – mengisyaratkan rezim tersebut mungkin sedang mempertimbangkan strategi keluar dari Suriah, sementara pasukan pemberontak bergerak semakin dekat ke Damaskus, ibukota Suriah. Ia berkata demikian dalam wawancara yang dimuat dalam surat kabar Lebanon Al-Akhbar edisi Senin (17/12).
“Saya tidak melihat apa yang dilakukan pasukan keamanan dan satuan-satuan militer akan menghasilkan kemenangan mutlak,” kata al-Sharaa seperti dikutip dalam wawancara yang dilakukan di Damaskus.
Al-Sharaa mendesak penyelesaian politik lewat negosiasi, yang mencakup pembentukan pemerintahan kesatuan nasional dengan yurisdiksi luas. Komentarnya bertepatan dengan rencana damai bagi Suriah yang dicanangkan para pejabat Iran Minggu. Rencana itu akan diakhiri dengan pemilihan umum Suriah, yang diperkirakan dapat menetapkan seorang pemimpin baru di Damaskus.
Iran adalah sekutu terdekat Assad dan mungkin tinggal satu-satunya di kawasan tersebut, dan prakarsa itu mengisyaratkan kedekatannya dengan presiden Suriah tersebut mulai retak.
Pemberontak Suriah telah meraih kemajuan taktis yang berarti dalam beberapa minggu ini, merebut beberapa pangkalan udara dan fasilitas militer dekat Aleppo, kota terbesar Suriah, dan di ibukotanya, Damaskus.
Komentar terus terang yang jarang keluar dari Wakil Presiden Farouk al-Sharaa – pembantu dekat sejak lama bagi keluarga Presiden Bashar Assad – mengisyaratkan rezim tersebut mungkin sedang mempertimbangkan strategi keluar dari Suriah, sementara pasukan pemberontak bergerak semakin dekat ke Damaskus, ibukota Suriah. Ia berkata demikian dalam wawancara yang dimuat dalam surat kabar Lebanon Al-Akhbar edisi Senin (17/12).
“Saya tidak melihat apa yang dilakukan pasukan keamanan dan satuan-satuan militer akan menghasilkan kemenangan mutlak,” kata al-Sharaa seperti dikutip dalam wawancara yang dilakukan di Damaskus.
Al-Sharaa mendesak penyelesaian politik lewat negosiasi, yang mencakup pembentukan pemerintahan kesatuan nasional dengan yurisdiksi luas. Komentarnya bertepatan dengan rencana damai bagi Suriah yang dicanangkan para pejabat Iran Minggu. Rencana itu akan diakhiri dengan pemilihan umum Suriah, yang diperkirakan dapat menetapkan seorang pemimpin baru di Damaskus.
Iran adalah sekutu terdekat Assad dan mungkin tinggal satu-satunya di kawasan tersebut, dan prakarsa itu mengisyaratkan kedekatannya dengan presiden Suriah tersebut mulai retak.
Pemberontak Suriah telah meraih kemajuan taktis yang berarti dalam beberapa minggu ini, merebut beberapa pangkalan udara dan fasilitas militer dekat Aleppo, kota terbesar Suriah, dan di ibukotanya, Damaskus.