BEIRUT —
Lebih dari 500.000 pengungsi Suriah tinggal di negara-negara tetangga seperti Turki, Yordania, Irak, dan Lebanon. Lebanon menampung jumlah terbesar – lebih dari 157.000 – menurut taksiran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Seiring berlanjutnya konflik, para pejabat PBB memperkirakan jumlah pengungsi bertambah menjadi lebih dari satu juta menjelang Juni 2013.
“Kita perlu bersiap-siap dengan bertambahnya jumlah pengungsi dalam beberapa bulan mendatang. Saya rasa masyarakat internasional perlu mengakui bahwa ini bukan konflik seperti banyak konflik lainnya. Ini konflik yang kejam dalam pengertian tragedi kemanusiaan yang dramatis," ujar Antonio Guterres, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Guterres dan Komisaris Uni Eropa Kristalina Georgieva berada di Lebanon untuk mengunjungi para pengungsi dan mengimbau bantuan internasional, khususnya selagi suhu udara turun di bawah titik beku dan pengungsi kekurangan pakaian dan tempat penampungan yang layak serta pasokan obat-obatan. Para pejabat bantuan juga mengakui keluarga-keluarga Lebanon yang menampung juga menanggung beban berat dan para pejabat bersyukur atas bantuan para keluarga itu.
Pengungsi Suriah tersebar di seluruh Lebanon, sering tinggal di rumah sewaan yang penuh sesak, tempat penampungan bersama, atau dengan keluarga-keluarga yang menampung. Tidak ada kamp pengungsi di Lebanon.
Uni Eropa berperan penting dalam membantu para pengungsi Suriah, menjanjikan lebih dari US$500 juta bantuan kemanusiaan.
Georgieva mengatakan selagi pertempuran di Suriah semakin sengit, para pekerja bantuan di Suriah semakin sulit memasuki negara itu. Ia mengatakan bahkan mereka yang berharap bisa tinggal di sana tidak bisa tinggal.
“Sementara semua pengungsi yang kita bicarakan lebih memilih tinggal di negara mereka sendiri, mereka melaporkan kekejaman dan pertempuran besar yang mendesak mereka keluar,” ujarnya.
Itu membuat upaya bantuan di negara-negara tetangga seperti Lebanon menjadi semakin penting, tambahnya.
Seiring berlanjutnya konflik, para pejabat PBB memperkirakan jumlah pengungsi bertambah menjadi lebih dari satu juta menjelang Juni 2013.
“Kita perlu bersiap-siap dengan bertambahnya jumlah pengungsi dalam beberapa bulan mendatang. Saya rasa masyarakat internasional perlu mengakui bahwa ini bukan konflik seperti banyak konflik lainnya. Ini konflik yang kejam dalam pengertian tragedi kemanusiaan yang dramatis," ujar Antonio Guterres, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi.
Guterres dan Komisaris Uni Eropa Kristalina Georgieva berada di Lebanon untuk mengunjungi para pengungsi dan mengimbau bantuan internasional, khususnya selagi suhu udara turun di bawah titik beku dan pengungsi kekurangan pakaian dan tempat penampungan yang layak serta pasokan obat-obatan. Para pejabat bantuan juga mengakui keluarga-keluarga Lebanon yang menampung juga menanggung beban berat dan para pejabat bersyukur atas bantuan para keluarga itu.
Pengungsi Suriah tersebar di seluruh Lebanon, sering tinggal di rumah sewaan yang penuh sesak, tempat penampungan bersama, atau dengan keluarga-keluarga yang menampung. Tidak ada kamp pengungsi di Lebanon.
Uni Eropa berperan penting dalam membantu para pengungsi Suriah, menjanjikan lebih dari US$500 juta bantuan kemanusiaan.
Georgieva mengatakan selagi pertempuran di Suriah semakin sengit, para pekerja bantuan di Suriah semakin sulit memasuki negara itu. Ia mengatakan bahkan mereka yang berharap bisa tinggal di sana tidak bisa tinggal.
“Sementara semua pengungsi yang kita bicarakan lebih memilih tinggal di negara mereka sendiri, mereka melaporkan kekejaman dan pertempuran besar yang mendesak mereka keluar,” ujarnya.
Itu membuat upaya bantuan di negara-negara tetangga seperti Lebanon menjadi semakin penting, tambahnya.