Tautan-tautan Akses

Warga Arab Saudi yang Diterima Universitas Michigan Termasuk Diantara yang Dipenggal


ARSIP – Foto bertanggal 10 Maret 2011 menunjukkan para pengunjuk rasa warga Syiah meneriakkan slogan-slogan dalam sebuah unjuk rasa di Qatif, Saudi Arabia (foto: AP Photo, Arsip)
ARSIP – Foto bertanggal 10 Maret 2011 menunjukkan para pengunjuk rasa warga Syiah meneriakkan slogan-slogan dalam sebuah unjuk rasa di Qatif, Saudi Arabia (foto: AP Photo, Arsip)

Arab Saudi memenggal 37 warganya dalam eksekusi massal Selasa termasuk seorang pemuda yang diterima di Western Michigan University tujuh tahun lalu.

Mujtaba al-Sweikat berusia 17 ketika ia ditahan di Bandara Internasional King Fahd pada 2012, demikian menurut Detroit Free Press.

https://www.freep.com/story/news/education/2019/04/23/saudi-arabia-beheadings-executions-mujtaba-al-sweikat/3552679002/

Free Press melaporkan Al-Sweikat dikatakan menghadiri sebuah demonstrasi pro demokrasi bertepatan dengan pergolakan Arab, yang menyebabkan ia ditangkap. Al-Sweikat dilaporkan dipenjara, dipukuli, disiksa, ditahan di sel isolasi dan tidak diizinkan bertemu keluarganya.

"Pembunuhan keji terhadap Mutjaba al-Sweikat sangat memprihatinkan," kata anggota Kongres Debbie Dingell, seorang Demokrat dari Michigan, dalam sebuah pernyataan online. "Mutjaba memiliki masa depan yang cerah dan Michigan siap untuk menyambutnya sebagai mahasiswa. Sebaliknya, ia menghadapi siksaan dan rasa sakit yang tidak manusiawi yang pada akhirnya mengarah ke eksekusi.

https://debbiedingell.house.gov/media-center/press-releases/dingell-statement-execution-mutjaba-al-sweikat-saudi-arabia-government

"Setiap manusia, terlepas dari di mana mereka berada di dunia, harus memiliki hak untuk berbicara secara terbuka tanpa takut akan penganiayaan atau kematian. Saat ini, saya berpihak pada keluarga dan teman-teman Mutjaba. Saya tidak akan pernah berhenti berbicara bagi semua orang yang mendukung kebebasan berbicara dan proses hukum di seluruh dunia, kata pernyataan Dingell.

Pembangkang Arab Saudi Ali Al-Ahmed, yang menjalankan Gulf Institute di Washington, mengatakan 34 dari yang dieksekusi adalah warga Syiah, minoritas agama di Arab Saudi yang dikuasai Suni.

Al-Ahmed menggambarkan eksekusi hari Selasa sebagai pesan bermotif politik bagi Iran. Arab Saudi dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik dan bersaing untuk mendominasi Timur Tengah karena agama, geopolitik, dan produksi minyak.

"Ini politis," katanya, "Mereka tidak seharusnya mengeksekusi orang-orang ini, tetapi penting bagi mereka untuk memanfaatkan gelombang Amerika anti Iran."

Para kritikus mengatakan kerajaan Arab Saudi dan sekutu Arab yang dipimpin Suni mendapat dukungan karena hubungan mereka dengan Amerika yang telah menekan kepemimpinan ulama Syiah Iran untuk berperilaku sesuai harapannya.

Kementrian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan mereka yang dieksekusi divonis atas tuduhan-tuduhan termasuk mengadopsi ideologi ekstremis, membentuk sel-sel teroris untuk menyebarkan kekacauan dan memprovokasi perselisihan sektarian, menyerang instalasi keamanan dengan bahan peledak, membunuh sejumlah petugas keamanan, dan bekerja sama dengan organisasi musuh melawan kepentingan negara. [my]

XS
SM
MD
LG