Tautan-tautan Akses

Warga Palestina Ungkap 'Penyiksaan' dalam Tahanan Tentara Israel


Seorang pria Palestina yang ditahan dengan warga lainnya oleh militer Israel saat operasi di Jalur Gaza baru-baru ini dibebaskan lewat perbatasan Kerem Shalom, tengah menunggu perawatan di RS al-Najjar di Rafah, 24 Desember 2023. (Foto: SAID KHATIB/AFP)
Seorang pria Palestina yang ditahan dengan warga lainnya oleh militer Israel saat operasi di Jalur Gaza baru-baru ini dibebaskan lewat perbatasan Kerem Shalom, tengah menunggu perawatan di RS al-Najjar di Rafah, 24 Desember 2023. (Foto: SAID KHATIB/AFP)

Dua orang Palestina yang ditahan tentara Israel di Jalur Gaza menderita akibat disiksa, kata dua tahanan yang dibebaskan dan seorang petugas medis pada Minggu. Tuduhan mereka dibantah militer Israel.

Kedua laki-laki termasuk di antara ratusan orang yang ditahan pasukan Israel karena diduga memiliki hubungan dengan kelompok bersenjata Hamas selama serangan darat Israel yang berlangsung di wilayah kekuasaan Hamas yang dikepung.

Israel bersumpah akan mengalahkan Hamas setelah militan itu melakukan serangan mematikan pada 7 Oktober. Sejak itu, Israel meluncurkan kampanye militer tanpa henti di Gaza.

Sekitar 20 laki-laki yang dibebaskan dari tahanan Israel “memiliki memar dan bekas pukulan pada tubuh mereka,” kata Marwan al-Hams, direktur rumah sakit di Rafah, kota di Gaza selatan, kepada kantor berita AFP. Ia menambahkan, orang-orang Palestina itu dirawat di rumah sakit Al-Najjar begitu mereka dibebaskan.

Tentara Israel menolak klaim tersebut. Mereka mengatakan bahwa para tahanan “diperlakukan sesuai hukum internasional”. “Sewaktu ditahan, para tersangka diberi makanan dan air yang cukup serta dirawat sesuai protokol,” kata tentara kepada AFP dalam pernyataan.

Nayef Ali, 22, mengatakan dia ditahan di Zaitun, pinggiran timur Kota Gaza, dan kemudian dibawa ke fasilitas penahanan Israel. Ia menunjukkan luka-luka di pergelangan tangan dan bagian lain tubuhnya.

“Mereka (pasukan Israel) mengikat tangan kami di belakang punggung selama dua hari,” ujarnya. “Kami tidak boleh makan atau minum. Kami juga tidak diperbolehkan menggunakan toilet,” tambahnya. "Kami terus dipukuli."

Ali mengatakan para tahanan ditempatkan di daerah perbatasan dengan Israel yang suhunya “sangat dingin”. “Mereka menyiram kami dengan air dingin sebelum memindahkan kami ke penjara, di mana kami kembali disiksa dan dipukuli.”

Khamis al-Bardini, 55, juga mengungkapkan adanya penyiksaan yang dilakukan tentara Israel. Ia mengatakan bahwa mereka menyiramkan “air dingin ke kepala kami sepanjang malam” ditambah “pemukulan pada siang hari”.

Dalam beberapa minggu ini, tentara Israel menghadapi kecaman internasional setelah rekaman video para tahanan yang telanjang dan mata ditutup serta tangan terikat ke belakang menjadi viral.

Tentara mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kematian “teroris di pusat penahanan militer” setelah media Israel melaporkan bahwa beberapa tahanan tewas dalam tahanan. [ka/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG