"Tentu penting, karena untuk kepentingan bersama. Jangan sampai terkena gejala atau malah kita yang menyebarkan, nanti jadinya repot. Saling bekerjasama intinya," ujar Abdul Rahman (59), warga Cililitan setelah mendapatkan vaksin booster atau vaksin ketiga COVID-19 pada hari Rabu (12/1) di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur.
Otoritas kesehatan memulai pemberian vaksin ketiga atau vaksin booster sesuai instruksi dari Presiden Joko Widodo sehari sebelumnya. Jokowi mengatakan bahwa pemberian vaksin ketiga dimulai pada Rabu 12 Januari 2022 secara gratis dengan prioritas untuk lansia dan kelompok rentan. Upaya ini dilakukan guna meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat Indonesia mengingat virus COVID-19 yang terus bermutasi.
"Untuk itu, saya telah memutuskan pemberian vaksin ketiga ini gratis bagis seluruh masyarakat Indonesia karena sekali lagi saya tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah yang utama," ujar Jokowi hari Selasa (11/1) lewat kanal Youtube resmi Kementerian Sekretaris Negara.
Warga Antusias
Salah satu lokasi yang sudah memulai kegiatan pemberian vaksin booster adalah Puskemas Kramat Jati di Jakarta Timur. Terlihat antusiasme masyarakat yang ingin mendapatkan vaksin ketiga tersebut. Seratusan warga mulai mendatangi puskesmas itu sejak pukul 7 pagi, salah satu diantaranya Komariah, yang berusia hampir 70 tahun. Warga Setu Raya tersebut awalnya tidak mengetahui akan ada vaksin ketiga.
"Saya melihat berita di TV tadi pagi, jadi saya langsung bilang ke anak saya, minta diantarkan kesini (Puskemas Kramat Jati.red). Alhamdulillah saya sekarang sudah di suntik (vaksin booster). Pakai Pfizer," ujar Komariah kepada VOA.
Kepala Puskesmas Kramat Jati, Dr. Inda, kepada wartawan mengatakan pemberian vaksin ketiga ini disesuai dengan dua dosis vaksin yang sudah diperoleh sebelumnya.
"Tentunya kita mengikuti arahan (dari pemerintah.red). Untuk saat ini vaksin yang dipakai mengikuti vaksin primer si sasaran (penerima vaksin.red). Jadi kalau pesertanya menggunakan Sinovac pada dosis 1 dan 2-nya, maka untuk boosternya bisa menggunakan Pfizer, bisa juga Astrazeneca. Kalau vaksin primernya Astrazeneca, maka booster-nya bisa menggunakan Moderna," jelas Inda.
Pemerintah Siap Dorong Suntikan Penguat
Diwawancarai secara terpisah Sekretaris Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Maxi Rein Rondonuwu, yang juga hadir di tempat pelaksaan vaksin ketiga tersebut menjelaskan kepada wartawan bahwa salah satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan vaksin ketiga, sudah menerima dosis pertama dan kedua minimal enam bulan sebelumnya.
"Kalau ketersediaan vaksin booster, kita sangat memadai sekali. Saat ini kita ada 130 jutaan dosis vaksin. Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, kita mulai dengan tahapan. Tahapan dari yang beresiko tinggi, terutama terhadap Omicron ini yaitu lansia dan kelompok rentan. Ini yang menjadi prioritas pertama. Dan memang target sasaran kami itu semua, yang diatas 18 tahun yang sudah mendapatkan vaksin primer dosis 1 dan 2," ungkap Maxi.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Jakarta Lies Dwi Oktaviani mengatakan vaksin booster di wilayah DKI Jakarta sebenarnya sudah dapat diberikan untuk warga berusia di atas 18 tahun, tetapi masih didahulukan bagi warga lansia dan rentan.
"Jadi sesuai kebijakan dari pusat, daerah yang sudah mencapai vaksinasi umum dan lansia diatas 70% sudah dapat memulai vaksinasi booster kepada semua warga berusia 18 tahun keatas. Memang kebijakan yang terbit lebih dahulu untuk lansia tetapi secara bertahap dari pemerintah pusat menerbitkan tiket vaksin ketiga tadi. Sehingga masyarakat meskipun belum lansia tetapi sudah mempunyai tiket vaksin ketiga, maka mereka bisa langsung vaksin,” ujarnya.
Selain sudah dikonfirmasi oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), vaksin booser juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produk vaksin yang dapat digunakan untuk booster adalah Comirnaty oleh Pfizer, CoronaVac atau vaksin COVID-19 Bio Farma, Moderna, Astrazeneca dan Zifivax.
Untuk pemberian vaksin ketiga tersebut dilaksanakan di fasilitas kesehatan milik pemerintah seperti rumah sakit dan puskesmas, serta kerjasama dengan pihak swasta melalui mekanisme vaksin Gotong Royong. [iy/em]