Para pejabat di Texas mengatakan negara bagian itu harus membantu sebagian tagihan listrik yang membengkak. Tagihan itu dikirim kepada sejumlah warga, setelah badai musim dingin yang menyebabkan padamnya listrik di banyak wilayah.
Texas memiliki pasar energi yang tidak biasa dan tidak diregulasi, yang memungkinkan konsumen memilih antara beberapa penyedia layanan listrik yang bersaing.
Sebagian penyedia menjual listrik dengan harga grosir – yang akan naik apabila permintaan meningkat. Permintaan meroket di tengah suhu sangat dingin yang menyelimuti negara bagian yang tidak biasa dengan suhu dingin ekstrem tersebut.
Sedikitnya 24 orang tewas dan lebih dari 4 juta orang tidak mendapat aliran listrik. Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan pada hari Minggu (21/2), sekitar 30 ribu orang masih belum mendapat listrik.
Akibatnya, sebagian warga Texas yang listriknya masih menyala menerima tagihan $5.000 atau lebih dari Rp70 juta hanya dalam periode lima hari, menurut foto-foto tagihan yang dimuat ke media sosial oleh pelanggan yang marah.
Koran The Dallas Morning News mengatakan sebuah penyedia listrik yang menawarkan tarif grosir telah mendesak ribuan pelanggannya untuk beralih ke penyedia lain sebelum badai, untuk menghindari biaya mahal. Namun, banyak orang mendapati perlu waktu lama untuk mengubah pilihan.
"Tagihan itu seharusnya dikirim ke (pemerintah) negara bagian Texas," kata Wali Kota Houston Sylvester Turner dalam wawancara dengan CBS News pada Minggu (22/2).
"Ketika mereka menerima tagihan listrik yang luar biasa besar ini dan mereka masih harus membayar cicilan rumah, memperbaiki rumah, mereka seharusnya tidak perlu menanggung tanggung jawab itu," imbuhnya.
Wali Kota Fort Worth Betsy Price mengatakan kepada CBS, baik pemerintah negara bagian dan federal harus membantu membayar tagihan itu. [vm/pp]