Kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia yang membunuh 10 juta orang setiap tahunnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 400.000 anak di seluruh dunia terkena kanker setiap tahun, di mana hampir 100.000 di antaranya meninggal dunia.
Jenis kanker anak yang paling umum di antaranya leukemia, kanker otak, limfoma dan tumor padat. WHO melaporkan hampir sembilan dari sepuluh anak penderita kanker tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Andre Ilbawi, kepala divisi kanker WHO di departemen penyakit tidak menular, mengatakan bahwa sekitar 80 persen anak penderita kanker yang berasal dari negara-negara berpenghasilan tinggi dapat bertahan hidup. Hal itu ia sebut sebagai pencapaian dan peningkatan besar dalam beberapa dekade terakhir.
“Tetapi kemajuan itu belum terwujud pada anak-anak yang tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana (hanya) 30 persen atau di bawahnya yang akan selamat dari diagnosis kanker. Salah satu alasan utamanya yaitu tidak tersedia atau tidak adanya akses pengobatan, sementara obat-obatan merupakan inti dari pengobatan kanker anak,” kata Ilbawi.
WHO dan Rumah Sakit St. Jude di Memphis, Tennessee, telah bermitra untuk mengubah kondisi tersebut. Mereka telah membangun sebuah platform yang akan meningkatkan akses terhadap obat kanker anak di seluruh dunia secara signifikan.
Untuk memulai program itu, St. Jude menanam investasi selama enam tahun dengan sumbangan dana sebesar $200 juta (Rp2,8 Triliun). Ilbawi mengatakan uang itu pertama-tama akan digunakan untuk memberikan obat-obatan secara gratis ke 12 negara yang akan berpartisipasi dalam program percontohan selama dua tahun. Ia menuturkan, pemerintah akan terlibat dalam perawatan anak-anak dan dalam pemilihan obat-obatan yang dibutuhkan.
“Dari sana, kami akan bekerja dengan mitra negara untuk memastikan obat-obatan tersebut dikirimkan dengan aman dan efektif kepada anak-anak yang membutuhkan. Seiring waktu, (peserta program) ini akan meningkat menjadi 50 negara atau lebih dalam waktu enam tahun. Ini berarti, hampir setiap anak di seluruh dunia, khususnya mereka di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan mendapat manfaat dari platform ini,” jelas Ilbawi.
Platform baru itu bertujuan untuk menyediakan obat kanker yang aman dan efektif untuk sekitar 120.000 anak antara tahun 2022 dan 2027. Para mitra kesehatan mengatakan, program ini akan ditingkatkan untuk mencakup lebih banyak penerima manfaat pada masa mendatang. [rd/jm]