Laporan WHO yang baru mendesak negara-negara untuk menyediakan layanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan khusus warga negara mereka.
Pada tahun 2005, 194 anggota WHO menetapkan tujuan menyediakan jaminan kesehatan universal. Tapi sangat sedikit negara yang mencapai target itu. Kebanyakan orang harus merogoh saku mereka sendiri untuk membayar perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Karena kebutuhan perawatan kesehatan berbeda dari satu negara dengan negara yang lain, laporan baru itu mendesak setiap negara untuk menciptakan sendiri sistem jaminan kesehatan. Dikatakan layanan itu harus mencakup pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan pengurangan rasa sakit. Selain itu perawatan kesehatan harus melibatkan masyarakat, pusat kesehatan dan rumah sakit.
Christopher Dye, kepala Divisi Informasi Kesehatan, HIV/AIDS, TBC, Malaria dan Penyakit Tropis yang Terabaikan mengatakan, "Setiap tahun sekitar 150 juta orang di seluruh dunia menanggung biaya kesehatan. Mereka harus membayar sendiri perawatan kesehatan hingga ke tingkat dimana mereka tidak mungkin membayarnya. Jadi, bagaimana kita membuat mekanisme untuk melindungi risiko keuangan, yang akan menjamin bahwa pengeluaran kesehatan bisa dikurangi sekecil mungkin."
Laporan itu menunjukkan bagaimana sebuah penelitian dapat membantu negara-negara mengembangkan sistem supaya warga mereka mendapat perawatan yang dibutuhkan tanpa harus membuat mereka bangkrut. WHO mengatakan penelitian harus dilakukan di negara-negara berpenghasilan rendah dan tinggi karena negara-negara miskin memiliki masalah khusus sendiri yang harus mereka selesaikan.
Dokter Dye mengatakan beberapa negara Eropa terus memberikan layanan sosial dan kesehatan kepada penduduk mereka, bahkan dalam masa kesulitan ekonomi. Dia mengatakan keputusan itu membuahkan hasil berupa kesehatan yang lebih baik bagi warga negara mereka.
“Menghemat uang untuk pengeluaran kesehatan bukanlah tindakan ekonomis. Mengurangi anggaran kesehatan dalam jangka pendek, akan berakhir pada pengeluaran lebih besar dalam jangka panjang. Jadi, pemotongan anggaran kesehatan bukanlah kebijakan yang baik,” paparnya.
Dokter Dye mengakui biaya perawatan kesehatan naik sangat cepat. Karena itu, katanya, pemerintah harus menemukan cara untuk membayar perawatan kesehatan baik dalam keadaan ekonomi yang baik atau tidak, dan bekerja lebih keras supaya biaya tetap terkendali.
Pada tahun 2005, 194 anggota WHO menetapkan tujuan menyediakan jaminan kesehatan universal. Tapi sangat sedikit negara yang mencapai target itu. Kebanyakan orang harus merogoh saku mereka sendiri untuk membayar perawatan kesehatan yang dibutuhkan.
Karena kebutuhan perawatan kesehatan berbeda dari satu negara dengan negara yang lain, laporan baru itu mendesak setiap negara untuk menciptakan sendiri sistem jaminan kesehatan. Dikatakan layanan itu harus mencakup pencegahan, pengobatan, rehabilitasi dan pengurangan rasa sakit. Selain itu perawatan kesehatan harus melibatkan masyarakat, pusat kesehatan dan rumah sakit.
Christopher Dye, kepala Divisi Informasi Kesehatan, HIV/AIDS, TBC, Malaria dan Penyakit Tropis yang Terabaikan mengatakan, "Setiap tahun sekitar 150 juta orang di seluruh dunia menanggung biaya kesehatan. Mereka harus membayar sendiri perawatan kesehatan hingga ke tingkat dimana mereka tidak mungkin membayarnya. Jadi, bagaimana kita membuat mekanisme untuk melindungi risiko keuangan, yang akan menjamin bahwa pengeluaran kesehatan bisa dikurangi sekecil mungkin."
Laporan itu menunjukkan bagaimana sebuah penelitian dapat membantu negara-negara mengembangkan sistem supaya warga mereka mendapat perawatan yang dibutuhkan tanpa harus membuat mereka bangkrut. WHO mengatakan penelitian harus dilakukan di negara-negara berpenghasilan rendah dan tinggi karena negara-negara miskin memiliki masalah khusus sendiri yang harus mereka selesaikan.
Dokter Dye mengatakan beberapa negara Eropa terus memberikan layanan sosial dan kesehatan kepada penduduk mereka, bahkan dalam masa kesulitan ekonomi. Dia mengatakan keputusan itu membuahkan hasil berupa kesehatan yang lebih baik bagi warga negara mereka.
“Menghemat uang untuk pengeluaran kesehatan bukanlah tindakan ekonomis. Mengurangi anggaran kesehatan dalam jangka pendek, akan berakhir pada pengeluaran lebih besar dalam jangka panjang. Jadi, pemotongan anggaran kesehatan bukanlah kebijakan yang baik,” paparnya.
Dokter Dye mengakui biaya perawatan kesehatan naik sangat cepat. Karena itu, katanya, pemerintah harus menemukan cara untuk membayar perawatan kesehatan baik dalam keadaan ekonomi yang baik atau tidak, dan bekerja lebih keras supaya biaya tetap terkendali.